CirebonRaya

Tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan, Saweran Sultan Jadi Rebutan

kacenews.id-CIREBON-Warga di sekitar Keraton Kasepuhan menghadiri tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (4/9/2024). Ratusan masyarakat ini tampak antusias berebut uang koin yang dilempar oleh keluarga sultan persis di halaman Keraton Keraton Kasepuhan dalam prosesi tawurji. Satu nampan penuh yang berisi uang koin pun dilemparkan hingga habis oleh keluarga besar Keraton Kasepuhan ke arah warga yang berkumpul. Selain itu, beraneka permen juga turut dilempar bersama uang koin pecahan Rp 1.000, Rp 500 dan lainnya dalam prosesi tawurji itu.

Uang dan permen yang digunakan dalam tawurji itu pun telah didoakan oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, PR. Goemelar Soeryadiningrat dan Patih Anom Keraton Kasepuhan, PR. M. Nusantara sebelum diberikan kepada masyarakat. Doa bersama tersebut juga juga tampak diikuti keluarga besar Keraton Kasepuhan. Acara dilanjutkan menikmati kuliner tradisional apem yang secara khusus disajikan saat tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan.

Patih Anom Keraton Kasepuhan, PR. M. Nusantara mengatakan, tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan mendapat antusiasme masyarakat yang begitu tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang datang pada tradisi Rebo Wekasan di Keraton Kasepuhan. Menurutnya, saweran uang ini bukan sekadar materi, melainkan simbol dari rasa syukur dan kebersamaan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi, terutama di saat-saat yang penuh makna seperti Rebo Wekasan.

Patih Keraton Kasepuhan, Pangeran Gumelar, menambahkan bahwa ritual ini bukan sekadar rutinitas, tetapi memiliki makna mendalam sebagai bentuk permohonan ampun dan pembersihan diri dari segala dosa dan marabahaya.

“Ini mengingatkan kuntuk selalu membersihkan diri, baik secara lahir maupun batin, agar senantiasa terjaga dari hal-hal buruk,” kata Goemelar.

Menurutnya, prosesi di Keraton Kasepuhan tak berhenti di sini. Dalam waktu dekat, rangkaian peringatan Maulid Nabi akan dilaksanakan dengan prosesi Siraman Panjang. Sebuah tradisi unik di mana peninggalan keramat berupa piring Tafsi dan piring pengiring dicuci dan kemudian diarak keliling keraton pada puncaknya.

“Ini adalah momen penting bagi kita semua, tidak hanya bagi keluarga keraton, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Cirebon. Tradisi-tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya akar budaya dan kepercayaan yang masih hidup di Keraton Kasepuhan,” ujarnya. (Iskandar).

Related Articles

Back to top button