Ayumajakuning

Miris, Pulang Berlayar di Lautan Cucu Alami Gangguan Jiwa

25 ODGJ Majalengka Dikirim ke RSJ Bogor, Bukan Gila Mereka Terluka

kacenews.id-CIREBON-DINAS Kesehatan Kabupaten Majalengka mengirim 25 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marjuki, Bogor, pada Selasa (17/6/2025).
Pengiriman ini dilakukan untuk memberikan pengobatan intensif, dengan harapan para pasien nantinya dapat kembali beraktivitas secara mandiri.

Sebagian besar dari ODGJ tersebut masih berada dalam usia produktif, bahkan beberapa di antaranya masih tergolong muda, yakni di bawah usia 35 tahun.
Sebelum mengalami gangguan jiwa, mereka sempat memiliki pekerjaan tetap, seperti di kapal penangkap ikan, berdagang dan profesi lainnya.

Salah satunya adalah Cucu (33 tahun), warga Kecamatan Sukahaji, yang telah mengalami gangguan jiwa selama 13 tahun.
Menurut keterangan neneknya, Unisah, yang selama ini mengasuh Cucu, serta petugas puskesmas setempat, Cucu sempat bekerja di kapal penangkap ikan setelah lulus dari SMK, dengan penghasilan yang cukup tinggi.
Namun, ia akhirnya dipulangkan oleh perusahaan karena mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Gangguan tersebut diduga dipicu oleh ancaman kekerasan mental dari rekan kerjanya yang meminjam uang dalam jumlah besar.

Ketika Cucu mencoba menagih, ia justru mendapatkan ancaman akan dibunuh dan tidak akan dipulangkan jika tetap menagih. Ancaman tersebut juga dikirimkan melalui pesan singkat ke ponsel milik Cucu.
Sejak saat itu, Cucu sering melamun, kondisinya memburuk dan akhirnya dipulangkan.

“Uang yang dipinjam oleh temannya akhirnya dibayarkan oleh pihak perusahaan,” ungkap Unisah.
Ia mengaku telah berulang kali berusaha mengobati cucunya, tetapi belum juga menunjukkan hasil yang maksimal. Kini, ia bersyukur atas bantuan dari Dinas Kesehatan Majalengka yang memberikan peluang pengobatan lanjutan.

Unisah merasa bertanggung jawab penuh terhadap kesembuhan cucunya karena sang ibu telah meninggal, sementara ayahnya mengalami kondisi kejiwaan yang serupa dan sehari-harinya bekerja sebagai pemulung.

“Abdi tos seep sagala. Bapana (ayah Cucu) oge sok hulang-huleng wae, jadi abdi nu ngalandongan incu kaditu-kadieu teh,” katanya lirih, menunjukkan kasih sayangnya yang tulus.

Di sisi lain, beberapa ODGJ menunjukkan perilaku yang mencerminkan kondisi kejiwaannya. Seorang pasien terus tidur di lantai teras Kantor Dinas Kesehatan dan menolak bangun meskipun telah diminta berpindah ke kursi. Ia mengaku mengantuk karena semalaman menonton wayang golek.
Sementara itu, pasien lain mengamuk dan menolak diperiksa kesehatannya, meronta meskipun ditenangkan oleh keluarga dan petugas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Agus Suratman, mengatakan bahwa pengiriman 25 ODGJ ini merupakan bagian dari upaya pemulihan menyeluruh. Setelah dinyatakan sembuh, mereka akan dipulangkan dan diharapkan mampu menjalani hidup secara mandiri.

“Kalau sudah sembuh, mereka harus beraktivitas agar pikirannya tetap sehat. Yang bisa berdagang ya berdagang, yang bisa bertani atau beternak, semua kemampuan harus disalurkan,” ujar Agus.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan akan berkolaborasi dengan Dinas Sosial untuk membantu para penyintas ODGJ agar mereka mendapatkan akses pelatihan dan pekerjaan, sebagai bentuk reintegrasi sosial yang berkelanjutan.(Tat)

Back to top button