Finansial

Imbas Kebijakan Trump, Harga Kedelai Impor Naik Sejak Idulfitri

kacenews.id-MAJALENGKA-Harga kedelai impor kini mulai alami kenaikan sejak Idul Fitri kemarin, kenaikannya hampir terjadi setiap pekan, omset penjualanpun mulai melambat, namun para pedagang tidak mengetahui apakah kenaikan harga yang terjadi akibat kebijakan politik luar negeri ataukah kenaikan yang biasa terjadi seperti tahun – tahun sebelumnya.

Menurut keterangan salah satu pedagang kedelai terbesar di Majalengka Teten mengatakan, harga kedelai impor pada akhir tahun 2024 kemarin masih seharga Rp 9.000 per kg, awal tahun mulai naik menjadi Rp 9.300 per kg, namun di bulan ini kenaikan sudah terjadi kedua kalinya dari Rp 9.500 menjadi Rp 9.900 per kg.

Dengan kenaikan harga tersebut penjualan juga mulai melambat, konsumen yang biasanya berbelanja seminggu sekali ada yang baru berbelanja kembali 10 hari kemudian atau bahkan ada yang 12 hari kemudian baru berbelanja.

“Kenaikan harga karena belanjaanya juga kan naik ya, jadi kita menyesuaikan harga pembelian. Hanya memang sekarang harga terus alami kenaikan. Tapi tidak tahu apakah kenaikan ini akibat politik perdagangan luar negeri atau apa, tidak tahu juga,” ungkap Teten yang di gudangnya masih menyimpan sekitar 20 tonan dari tiga merek importir.

Karena menurutnya di tahun 2024 juga sempat terjadi kenaikan harga hingga diposisi Rp 11.300 per kg, kondisi yang sama juga terjadi diakhir November tahun 2023 harga kedelai sempat naik diangka Rp 12.800 per kg dari harga sebelumnya hanya Rp 11.300.

“Namun di tahun 2024 juga sempat di harga terendan sepanjang masa hanya Rp 8.600 per kg walaupun hanya sebentar karena terus naik lagi di harga Rp 8.800 per kg, kemudian ke harga Rp 9.100.. Mudah – mudahan sekarang harga bisa kembali stabil, karena yang terkena dampak adalah perajin tahu tempe, juga pedagang kedelai seperti saya, omset biasanya turun drastis, karena perajin tahu tempe sepenuhnya mengandalkan kedelai impor bukan kedelai lokal,” ungkap Teten yang kini lebih banyak mengambil kedelai dari Gudang Importir di Cirebon.

Sementara itu sejumlah perajin tahu dan tempe di Majalengka menyebutkan, walaupun adanya kenaikan harga kedelai, untuk saat ini mereka belum berupaya menaikan harga atau memperkecil ukuran agar keuntungan bisa tetap, tapi mereka lebih memilih turun keuntungan.

“Kacangna teh naek wae heh, tapi ayeuna mah kajeun untung dikurangan heula wae, tahuna angger sabab nu meuli bisi parundung,” ungkap Udin pedagang asal Cikoneng, kecamatan Sukahaji yang memproduksi sendiri dan menjual sendiri dengan cara keliling.

Kondisi yang sama dilakukan Iin perajin tempe yang cukup besar di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah. Diapiun sementara inin masih memilih mengurangi keuntungan dari penjualannya.

“Sementara ini uang penting pedagang yang mengambil barang ke saya bisa terpenuhi, usaha masih tetap bisa jalan. Tapi ya kalau harga kedelainya naik lagi, ya terpaksa menaikan harga,” ungkap yang merasakan turunnya penjualan ketika harga kedelain naik.(Tati)***

Seorang pekerja tengan mengangkut kedelai di sebuah grosir kedelai di Kecamatan Cigasong, kini harga kedelai impor terus alami kenaikan.

Perajin tahu tenmpe tengah mengerat tahu di pabriknya di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabuoaten Majalengka, harga kedelai impor kini terus naik sejak lebaran Idul Fitrinkematin harganya kini mencapai menjadi Rp 9.900 per kg.

Related Articles

Back to top button