Kisah Pemuda ODGJ asal Kuningan Dipasung Ibunya karena Putus Cinta
Bupati Dian Turun Tangan

MENYAKSIKAN kondisi yang sangat memilukan, Bupati Kuningan H Dian Rachmat Yanuar beserta ketua RT setempat langsung mengambil tindakan melepas pasungan seorang pemuda dengan Gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Puhun, Desa/Kecamatan Cibingbin, Minggu (6/4/2025).
Penderita ODGJ, Aj (20 tahun) dipasung karena suka membuat kerusakan di rumahnya dan memukul ibunya. Aj selama ini berada di ruang kamar dengan beralaskan tikar. Kondisinya cukup memprihatinkan.
Apalagi kondisi kakinya dipasung menggunakan pohon kapuk yang dibelah, kemudian diberikan lubang yang hanya cukup untuk penggalangan kedua kakinya.
Kayu tersebut kemudian dipasek dengan besi lalu dikunci agar penderita gangguan jiwa tersebut tidak bisa meronta dan merusak. Tampak tatapan matanya cukup tajam dan tangannya selalu mengepal menahan apa yang dia rasakan.
Ketika Bupati H Dian mendekat dan
menyapa, Aj hanya melirik tanpa berkata-kata alias membisu seribu bahasa.
Dengan seizin keluarga, perlahan Bupati dibantu Pakar ODGJ Lukman Mulyadi, ahli hikmah Nana Suhendra sama-sama menarik pasek besi yang menancap pada bongkahan kayu tersebut.
Kemudian, pasungan diangkat oleh ketua RT.
Kondisi Aj tampak lemas, lalu dipangku dan dituntun oleh Kepala Desa Tambakbaya yang juga Ketua Yayasan Graha Berdaya, Lukman Mulyani.
Sebagaimana disampaikan ibunya Aj, Cas (50 tahun) pada bupati, gangguan kejiwaan yang menimpa anaknya sejak setahun lalu. Kondisi itu terjadi setelah Aj putus cinta dengan pacarnya.
Saat itulah, perilaku Aj berubah drastis dan tiba-tiba sering mengamuk tanpa sebab. Selama ini, ia sering melamun, berbicara sendiri, bahkan pernah meminum obat batuk dan sakit kepala dalam jumlah banyak.
Dengan kondisi seperti itu, pihak keluarga membawanya ke puskesmas hingga berobat jalan. Namun kondisinya tak membaik.
“Dua hari lalu, dia memukul saya bertubi-tubi. Lalu dia nyalakan kompor gas, kasur ditaruh di atasnya. Untung cepat ketahuan, kalau nggak
cepat diatasi, maka rumah bisa terbakar. Selain itu, perabotan yang ada di rumah dihancurkan,” ungkap Cas, sambil memohon bantuan pada bupati agar anaknya bisa sembuh kembali.
Dijelaskan, sesungguhnya untuk melakukan pemasungan anaknya tidak tega, namun apa boleh buat demi keselamatan bersama, akhirnya Aj harus ada dalam pasungan.
Pihak keluarga juga sempat meminta izin pada pada warga sekitar bukan kerena tega, namun atas keterpaksanaan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati H Dian, menuturkan, pelepasan pasung ini dilakukan atas dasar kemanusiaan dan kepedulian terhadap
kondisi warga, khususnya pada Aj yang menderita gangguan jiwa.
Bupati juga meminta izin kepada keluarga untuk membawa Aj agar mendapatkan perawatan lebih layak di Yayasan Graha Berdaya, binaan
Kepala Desa Tambakbaya, Lukman Mulyadi, yang cukup berpengalaman dalam ODGJ.
“Semoga ikhtiar ini membawa Aj pulih dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga dalam keadaan sehat, lahir dan batin. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah turut peduli kepada lingkungan sekitar untuk saling membantu,” tutur Bupati H Dian.
Bupati Dian mengaku mendapat informasi mengenai kondisi Aj disampaikan oleh warga melalui layanan WhatsApp Layanan
Aspirasi dan Pengaduan Rakyat ”LAPOR Kuningan Melesat”.
Meski dalam perjalanan selama ini banyak acara, Bupati H Dian, menyempatkan diri untuk mengunjungi langsung rumah keluarga Aj.
Seusai dilepaskan dari pasungan, Aj langsung dibawa ke Rumah Singgah Yayasan Graha Berdaya di Desa Tambakbaya, dan malam itu pula langsung dirujuk ke RS Mitra Plumbon untuk mendapatkan perawatan medis.
Pendampingan dilakukan langsung oleh Lukman, yang saat ini juga sedang merintis program Desa Inklusif Ramah Disabilitas.
Dijelaskan Lukman, rumah singgah tersebut sebagai tempat rehabilitasi bagi ODGJ. Di sana, mereka diajak beraktivitas, diajari keterampilan, serta mendapat perhatian agar bisa kembali percaya diri dan hidup mandiri.
Banyak penderita gangguan jiwa yang mendapat rehabilisasi di Rumah Singgah Graha Berdaya kembali seperti biasa bersama keluarga.
Di Kuningan, terdapat sebanyak 6.000 ODGJ yang tersebar di 32 kecamatan se-Kabupaten. Ada pun warga binaan di laur Rumah Singgah Graha Berdaya terdapat 400 orang yang
selalu mendapat pengawasan dan edukasi oleh Kuwu Lukman.(Sul)