Kondisi Global Tak Stabil, Ekspor Furniture Cirebon ke Eropa Terganggu

kacenews.id-CIREBON-Masih belum stabilnya kondisi global menjadi salah satu penyebab melambatnya ekspor furniture dari Indonesia ke beberapa negara Eropa. Hal itu sebagaiamana dirasakan kalangan buyer dari wilayah Cirebon.
Kalangan buyer merasakan imbas dengan terjadinya kondisi global tidak hanya berdampak terhadap melambatnya ekspor furniture ke negara-negara Eropa, juga biaya pengiriman menjadi lebih tinggi.
“Untuk sekarang ini jujur saja seaseonya sedang slow karena memang banyak faktor dapat mempengarhui ekspor furniture dari Cirebon ke negara-negara Eropa,” ujar Respresentative Buyer Molja Furniture Tatang di sela pelepasan perdana ekspor produk PT Massagena Marurar Salwasma (Molja Furniture) merupakan UMKM binaan Bank Indoesia (BI) Cirebon Selasa, 10 September 2024.
Tatang mengatakan, pengiriman kontainer yang biasanya melalui laut merah, untuk sekarang ini harus mewaspada serangan dari kelompok Houthi Yaman.
“Ini yang membuat kekhwatiran para buyer untuk dapat mengalihkan pengiriman kontainernya melalui laut Afrika. Sehingga, ini juga membuat beban biaya pengiriman ekspor furniture dari Cirebon ke negara-negara Eropa lebih tinggi,” katanya.
Pengiriman ekspor furniture ke negara-negara Eropa saat ini, lanjutnya, bisa memakan waktu yang cukup lama. Sebelum terjadi krisis glonal pengiriman ekspor furniture dari Cirebon ke Eropa biasanya memakan waktu satu bulanan. Akan tetapi, sekarang pengiriman bisa memakan waktu hingga satu setengah bulan.
“Karena itu, melihat situasi dan kondisi sekarang ini tidak sedikit dari para buyer yang menangguhkan pengiriman ekspor ke beberapa negara Eropa, karena selain dari beban biayanya yang sangat besar mereka juga di sana tidak dapat mempertahankan harga jual furniturenya,” paparnya.
Bank Indonesia Cirebon bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon lepas ekspor produk perdana UMKM binaan BI Cirebon pada Selasa, 10 September 2024.
Kepala Kantor BI Cirebon Anton Pitono mengungkapkan, pelepasan ekspor rotan ke Negara Perancis ini merupakan realisasi dari bisnis matching dalam kegiatan CEF 26 -28 Juli 2024.
“Pelepasan ekspor ini merupakan tahap pertama yang nilainya mencpai 10.250 US Dollar, dan ini sudah ada repeat order berikutnya. Hasil bisnis matching beserta beberapa UMKM memperoleh hasil yang menggembirakan dan semoga ini bisa dipertahankan,” tutur Anton dalam sambutannya.
Dari komoditas ekosistem ekspor UMKM ini, BI Cirebon senantiasa ingin memperbaiki dan meningkatkan building capacity bagi pelaku usaha dan bisnis proses.
“Beberapa hal yang akan dipertimbangkan guna meningkatkan kualitas maupun desain sehingga bisa menjadi variatif sesuai dengan kebutuhan buyer di luar. Ini bisa menjadi motivasi dan pembelajaran dari pengusaha lainnya di wilayah Kota Cirebon maupun bagi UMKM binaan BI,” paparnya
“Kami juga akan berkolaborasi dan menjalin sinergi dengan seluruh stakeholder yang ada dalam rangka pengembangan termasuk juga di sejumlah daerah lainnya,” tambah Anton
Owner Massagena Maruarar Salawasna (Molja Furniture) Novan Perlindungan Hakim Sinaga mengatakan, sebagai UMKM binaan BI, dirinya tidak hanya untuk memenuhi pasar lokal, juga internasional.
“Hari kami melakukan ekspor ke Negara Eropa, dan lumayan cukup besar. Akan tetapi, kami juga memiliki target marketing dalam negeri,” kata Novan.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia Cirebon yang telah mensuport dan membinanya, hingga perusahaannya bisa menghasilkan produk berkualitas.
“Semoga pelaksanaan ekspor ini dapat berjalan baik. Dan kami samaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan Bank Indonesia yang telah mendukung kami selama ini,” paparnya.(Pih)