Ragam

Kabupaten Majalengka Peringkat Ke-14 Daerah Rawan Bencana di Jabar

kacenews.id-MAJALENGKA-Kabupaten Majalengka menempati peringkat ke-14 daerah rawan bencana di Jawa Barat, dengan 354 kejadian longsor, banjir, dan angin kencang sepanjang tahun ini. Memasuki puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung beberapa bulan ke depan, pemerintah daerah menegaskan perlunya peningkatan kewaspadaan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, Agus Tamim, seusai Rapat Siaga Darurat Menghadapi Bencana Hidrometeorologi 2025/2026, menyampaikan sejumlah titik rawan banjir yang hampir setiap tahun mengalami genangan.
Salah satunya kawasan Gerbang Tol Cipali, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, yang berulang kali terendam hingga tidak dapat dilintasi kendaraan.
Menurutnya, kondisi tersebut dipicu luapan Sungai Cipelang dari arah Sumedang yang tidak dapat mengalir ke Sungai Cimanuk ketika debit air meningkat. “Dampaknya bisa membanjiri kawasan pesawahan dan pemukiman di wilayah Kertawinangun,” ujarnya.
Banjir juga kerap terjadi di Desa Kadipaten akibat meluapnya Sungai Cipitis yang semakin dangkal dan menyempit.
Kapolres Majalengka, AKBP Willy Adrian, menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh pihak mengingat bencana dapat muncul tanpa diduga. Ia menyoroti kejadian longsor berulang di wilayah Cikijing, perbatasan Majalengka–Kuningan, yang merupakan jalur nasional sehingga memerlukan penanganan cepat.
Menurut Kapolres, prioritas utama saat terjadi bencana adalah penyelamatan jiwa, penyiapan lokasi pengungsian, percepatan mitigasi, serta penetapan jalur dan titik evakuasi. “Pengalaman bencana di Sumatera dan Aceh harus menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak menimbulkan korban jiwa jika terjadi di Majalengka,” ungkap Kapolres Willy.
Lebih peka
Kasdim 0617/Majalengka, Kapten Arh Winarno, menambahkan bahwa seluruh unsur harus lebih peka terhadap perubahan cuaca ekstrem dan potensi kerawanan di wilayah masing-masing.
“Pentingnya komunikasi lintas sektor untuk percepatan penanganan jika bencana terjadi. Mitigasi merupakan langkah awal yang harus diperkuat agar risiko bencana dapat ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya. Ia berharap rakor dapat memperkuat kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.
“Rakor Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025/2026 diharapkan menjadi momentum memperkuat kesiapsiagaan seluruh unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga teknis, dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Majalengka,” tambahnya.
Asisten Daerah I Setda Majalengka, Yusanto Wibowo, menilai rakor tersebut penting untuk menyelaraskan langkah dan memperkuat koordinasi penanggulangan bencana.
“Cuaca ekstrem saat ini telah menyebabkan tingginya curah hujan yang memicu banjir dan tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa Barat. Pemerintah pusat, provinsi, dan daerah telah menetapkan status siaga darurat, sehingga seluruh pihak diminta meningkatkan kewaspadaan dan membangun sistem komunikasi yang cepat, tepat, dan terintegrasi,” ungkapnya.(Ta)

Related Articles

Back to top button