Dinkes Catat Hingga September 2025 Ada 5.775 Kasus Penyakit TBC, Pemda Bakal Tingkatkan Prasarana Layanan Kesehatan
kacenews.id-CIREBON-Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mencatat hingga pertengahan bulan September tahun 2025 ada 5.775 kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya.
Dengan angka TBC yang cukup tinggi tersebut, Pemkab Cirebon memberikan perihatian yang sangat serius. Pasalnya, TBC tersebut merupakan penyakit yang menular.
Ketua Tim Kerja P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Subhan, mengungkapkan hingga minggu ke 36 tahun 2025, pihaknya mencatat ada 5.775 kasus TBC.
Angka tersebut berasal dari estimasi sekitar 10.327 orang yang diperkirakan terjangkit di wilayah Cirebon.
“Sampai dengan pertengahan bulan September 2025, kami mencatat ada sebanyak 5.775 orang yang teridentifikasi TBC,” ujar Subhan.
Namun, kata Subhan meski jumlah TBC di Kabupaten Cirebon cukup tinggi, tetapi tahun 2025 ini mengalami penurunan kasus dari tahun sebelumnya.
Dimana pada tahun 2024, tercatat 9.953 warga Kabupaten Cirebon terinfeksi TBC, atau sekitar 96 persen dari estimasi total kasus 10.346 orang.
“Untuk menekan angka TBC, kami (dinkes,red) melakukan sejumlah langkah strategis. Mulai dari penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan gratis, investigasi kontak erat, hingga skrining massal di daerah berisiko tinggi,” kata Subhan.
Selain itu, lajut Subhan, pihaknya juga berkomitmen untuk menurunkan kasus TBC hingga 50 persen dalam lima tahun ke depan.
Salah satu upaya besar yang tengah disiapkan adalah pembangunan rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan berkualitas di Kabupaten Cirebon.
“Kami terus melakukan pelacakan kasus TBC yang belum memulai pengobatan, meningkatkan jejaring internal dan eksternal, serta mendorong masyarakat untuk disiplin minum obat,” katanya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan juga terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Pasalnya, minum obat menjadi salah satu fokus utama untuk mengobati kasus TBC.
“Melalui program Pengawasan Menelan Obat (PMO), Dinkes berupaya memastikan pasien TBC tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya,” katanya.
“Validasi data juga dilakukan secara rutin, agar upaya penanganan TBC bisa lebih tepat sasaran,” imbuhnya.
Subhan berharap, dengan sinergi program kesehatan dan edukasi masyarakat sehingga kasus TBC di Kabupaten Cirebon bisa mengalami penurunan.(Junaedi)





