Maruarar: Dorong Akses Pembiayaan Perumahan
FLPP Naik Lebih dari 1.000 Persen Tak Lepas Dukungan Stakeholder

kacenews.id-MAJALENGKA-Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Senin (2/6). Kegiatan ini dalam rangka mendorong perluasan akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam pertemuan tersebut, Maruarar meluncurkan program kolaboratif lintas lembaga guna mendukung pembiayaan mikro perumahan yang aman, cepat, dan terjangkau.
Program ini merupakan bentuk konkret dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas praktik rentenir dan meningkatkan kesejahteraan wong cilik, di berbagai daerah di Indonesia termasuk di seperti Majalengka.
“Hari ini saya bersama jajaran BP Tapera, SMF, PNM, dan Bank BJB, meluncurkan program pembiayaan mikro perumahan. Ini merupakan langkah maju, guna mempermudah akses pembiayaan aman, cepat, mudah dan terjangkau untuk rakyat kecil,” ujar Maruarar.
Program ini terwujud berkat sinergi antara Kementerian PKP, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Persero, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Permodalan Nasional Madani (PNM), Bank BJB, dan Pemerintah Kabupaten Majalengka.
“Terimakasih ke SMF PNM, Bank BJB. Hal ini bertujuan bertujuan guna memperluas akses pembiayaan formal hingga ke sektor informal, yang selama ini sulit dijangkau layanan perbankan,” tambah Maruarar.
Pada kesempatan itu pula Maruarar Sirait bersama Sekda Jawa Barat Herman, Bupati Majalengka Eman Suherman, Wakil Bupati Dena Ramadhan, Sekda Majalengka Aeron, pejabat dari SMF, PNM, Bank Jabar menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada sejumlah penerima dari berbagai kalangan baik dari pengepul rongsokan, buruh pabrik, guru swasta, hingga pegawai honorer.
Program ini memanfaatkan skema KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) saat ini menunjukkan peningkatan signifikan. Maruarar menyebut bahwa di era kepemimpinan Presiden Prabowo, capaian FLPP meningkat hingga 1.173 persen, mencerminkan keberhasilan strategi perumahan yang inklusif dan tepat sasaran. Sehingga realisasi penyaluran FPP pada kuartal I tahun 2025 mencapai 53.874 unit, naik 1.173 persen dari pencapaian kuartal 1 tahun 2024 sebesar 4.229 unit.
Alokasi kuota FLPP tahun 2025 ditingkatkan sangat signifikan dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit. Ini merupakan kuota tertinggi dalam sejarah KPR Subsidi sejak tahun 2010.
Sebagai langkah konkret, Bank BJB, SMF dan PNM berkomitmen mempercepat pencairan dana pembiayaan.”PNM menjanjikan pencairan dalam dua hari dengan bunga hanya 1,5 persen per bulan dalam mewujudkan rumah bagi MBR. Bank BJB juga siap menghadirkan skema baru agar masyarakat tidak lagi tergoda pinjaman ilegal,” ungkapnya.
Komitmen pembiayaan rumah layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) juga tercermin dari kisah Cecep, buruh pabrik asal Majalengka. Hal senada diakui Titin. Ia mengaku melalui program FLPP, ia kini menempati rumah sendiri dengan angsuran tetap dan tenor hingga 20 tahun.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menegaskan bahwa program ini menjangkau kelompok yang selama ini termarjinalkan dalam akses kredit, termasuk pekerja informal dan buruh harian serta masyarakat tak mampu lainnya.
Sementara itu, EVP Human Capital PNM Sasono Hantarto menilai program ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kami mengucapkan terima kasih kepada SMF yang telah mendukung kebutuhan program kami. Ini bentuk nyata dari kolaborasi dan kerjasama,” ujar Sasono.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, berharap kolaborasi ini mampu memperkuat ekosistem pembiayaan perumahan dari sisi pasokan dan permintaan. “Akses rumah yang layak dan terjangkau bagi karyawan PNM adalah bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan nasional,” tegas Ananta.(Jep)