CirebonRaya

CegaH Stunting, Kemenag Majalengka Lakukan Pendekatan pada Pasangan Calon Pengantin

kacenews.id-MAJALENGKA-Untuk pencegahan dini terjadinya stunting Kemetrian Agama (Kemenag) Kabupaten Majalengka bekerjasa dengan DP3AKB, Puskesmas, Dharma Wanita Kemenag serta Kepala Desa dan Ulama melakukan pendekatan pada pasangan calon pengantin untuk diberikan pembinaan perkawinan (Binwin).

Menurut keterangan Kepala Kementrian Agama Kabupaten Majalengka Agus Sutisna, terhadap setiap pasang pengantin diberikan pembinaan selama dua hari di kantor KUA dengan pemateri dari Binmas Islam, Puskesmas, DP3KB serta pelaku usaha ekonomi.

Karena materi yang diberikan meliputi ekonomi keluarga, ketahanan keluarga, kesehatan serta kerukunan rumah tangga. stunting bisa dicegah manakala ekonomi keluarga kuat, kesehatanya terjamin serta rumah tangganya rukun dan harmonis dan tentu rajin beribadah.

“Pelatihan ini diberikan selama dua hari, setiap harinya selama enam jam. Namun pada pelaksanaanya sering kali mendapat kendala terutama untuk calon mempelai laki – laki yang terkadang hanya bisa mengikuti sehari karena terkendala ijin dari tempat kerjanya. Mereka hanya meminta izin sehari sementara bimbingan pra nikah dilakukan dua hari,” ungkap Agus

Agar pelaksanaan bisa efektif dan efisien, biasanya pasangan calon pengantin di sebuah kecamatan didata dan yang telah mendaftar segera dikumpulkan untuk diberikan bimbingan. Setiap kali pelaksanaan setidaknya lebih dari tiga pasangan calon pengantin.

Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB menurut keterangan Kepala Bidang melakukan pencegahan stunting hanya sebatas edukasi disamping anggaran yang tidak tersdia. Edukasi melalui teman sebaya, remaja dan pasangan calon pengantin dengan membawanya ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum melangsungkan pernihakan.

Pemeriksaan tersebut meliputi kondisi pinggul, tinggi rahim, tekanan darah, lingkar lengan dan sbagainnya, karena calon pengantin perempuan harus dipastikan sehar dan bisa mengandung anaknya dengan selamat.

Terhadap siswa sekolah juga hanya dilakukan melalui edukasi sedangkan penanganan dilakukan oleh Dinas Kesehatan seperti halnya pemberian vitamin menghindari terjadinya anemia.

Iwan berpendapat, intervensi terhadap balita stunting diperlakukan sama baik masa penanganan maupun nutrisi yang diberikan agar pemulihan bisa lebih cepat dan tepat. Selama ini terhadap semua penderita diperlakukan sama dengan diberi makanan tanmabah berupa biskuit, telur dan susu.

Demikian juga dengan remaja yang diberikan vitamin untuk mencegah anemia yang hasilnya tidak akan sama karena banyak remaja yang membuangnya dengan alasan bau dan mual.

Ada target 11.000 remaja yang bisa diedukasi perihal pencegahan stunting, sedangkan anggaran tidak tersedia, sehingga pelaksananya dilakukan secara bersama–sama oleh kelompok remaja yang menjadi mitra.

“Ada tim audit terhadap stunting, penanganan dilakukan dr anak, gizi, dr kandungan serta psikolog,” kata Iwan yang lembaganya memiliki kelompok remaja binaan.

Puja Dewangga dan Dimar Pateman dua diantara puluhan remaja yang biasa melakukan edukasi perihal pencegahan stunting dan kenakalan remaja, merekan kerap melakukan edukais terhadap penundaan usia perkawinan hingga benar-benar matang secara usia, kesehatan dan ekonomi.

Mereka mengaku memiliki kelompok yang sering mendatangi anak – anak remaja, melakukan pendekatan terhadap anak jalanan dan mengajaknya untik bergabung untuk bisa mematangkan diri sebelum menempuh perkawinan.

“Diantara ratusan remaja yang bergabung dengan kami sepakat untuk tidak melakukan pernihakan usia dini, semua harus sekolah atau setidaknya memiliki penghasilan sebagai bekal masa depan agar memiliki anak yang sehat,” kata Puja.

Heni (42) salah seorang ibu hamil dengan tiga anak satu diantaranya masih balita mengaku mendapatkan bantuan PMT dari kelurahan dan petugas Posyandu. Dia bersyukur bulan lalu juga mendapat bantuan makanan dari Kemetrian Kependudukan dan KB. Suami yang hanya bekerja sebagai pemulung membuatnya kerepotaan mengelola ekonomi keluarga.

“Alhamdulillah dapat bantuan,” ungkapnya tanpa memahami betul apa yang disebut stunting.(Ta)

Back to top button