Ayumajakuning

Tradisi Berangkat Berhaji, Keluarga Siapkan Galon Air di Depan Rumah

kacenews.id-MAJALENGKA-Di Desa Biyawak Kecamatan Jatitujuh, misalnya selain melakukan walimatu safar ada tradisi yang biasa dilakukan masyarakat setempat. Setiap orang yang berangkat berhaji keluarganya selalu menyiapkan air minum di depan rumahnya untuk masyarakat umum yang kebetulan melintas dan kehausan.

Air minum disediakan menurut keterangan warga setempat Abe Safawi, selain untuk beribadah menyediakan untuk orang yang kehausan juga diyakini akan membawa berkah bagi yang berhaji, dan selama berhaji tidak akan kehausan atau kekurangan air munum dan tubuh tetap segar, maklum di Arab wilayahnya gurun pasir.

Pada jaman dulu, air minum disimpan di gentong (tempayan terbuat dari tanah liat) di depan rumah, lengkap dengan siwurnya (alat mengambil air di genting terbuat dari temburung kelapa dan bergagang panjang).Tempayan tersebut dipayungi dan pada malam hari diterangi lampu tempel, yang katanya agar yang berangkat hajipun terlindungi serta selalu diterangi.

Seiring berjalanya waktu dan perkembangan jaman, tempat air yang semula gentong diganti dengan galon air yang tinggal mijit, untuk minumpun digangti gelas atau cangkir plastik, demikian juga penerangannya diganti dengan listrik. Hanya payung yang masih seperti jalan dulu.

“Baheula mah wadah cai ku gentong, caina ge cai sumur ceuk kolot mah, ayeuna mah bisa ku galon, caangna ku listrik,” ungkap Abe.

Didi warga lainnya yang beberapa tahun lalu berangkat berhaji, juga menyediakan air minum di depan rumahnya, itu dilakukan untuk menjunjung tinggi tradisi leluhurnya. Ketika air habis, keluarganya segera mengganti galon dengan yang baru.

“Itu kami lakukan menjunjung tinggi budaya leluhur,” ungkap Didi yang mengaku tidak mengetahui habis berapa galon selama dirinya beribadah haji.

“Ini sekalian beramal,” katanya.

Menurut Aef warga lainnya, air tersebut akan selalu tersedia mulai jemaah haji tersebut berangkat hingga kembali pulang ke rumah. Mereka tidak bisa menjelaskan siapa yang pertama kali melakulkan hal tersebut, hanya katanya tradisi menyediakan air minum sudah dilakukan sejak nenek moyang mereka dan hingga kini tradisi terus dilakukan.

“Ngan cenah ceuk beja mah, baheulana waktu aya nu indit haji, di Mekahna panas pisan tuluy ngabejaan titah nyadiakeun cai hareupeun imah jang warga nu butuh nginum, geus nyadiakeun cai mah ka anu keur hajina oge jadi tiis. Ieu mah duka dongeng duka nyaan (Ada cerita pada jaman dulu ada wargayang berangkat berhaji, kemudian saat berada di Mekah dia meras sangat kepanasan, kemudian yang berhaji tersebit mengirim kabar agar menyediakan air minum di depan rumah untuk warga yang melintas dan kehausan, setelah itu yang sedang berhajipun merasa dingin. Kejadian ini entah mitos entah realitas, Namanya juga cerita jaman dulu),” ungkap Aef.

Namun demikian menurut Abe dan Aef dan Didi, tradisi ini terus dilakukan warga yang berangkat berhaji. Hikmahnya menyiapkan air adalah untuk beramal agar orang yang kehausan segera dapat minum karena tersedia air di luar rumah. Tersedianya air di depan rumah, dipayungi dan diterangi listrik menandakan pemilik rumah sedang berangkat berhaji.

Ibadah haji bagi umat Islam merupakan ibadah yang Istimewa karena tidak semua orang bisa berangkat berhaji, ibadah haji untuk menyempurnakan rukun Islam. Meraka yang bisa berhaji diyakini sebagai orang yang diundang dan menjadi tamu Allah.

Karena Istimewa maka banyak tradisi yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Majalengka sebelum berangkat berhaji ataupun setelah berhaji yang dilakukan keluarganya disaat ada anggota keluarga berangkat berhaji.(Tat)

Related Articles

Back to top button