Kebijakan Efesiensi “Makan Korban”, PHRI: Ribuan Karyawan Hotel Dirumahkan

kacenews.id-CIREBON-Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat serta sejumlah keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai memperlihatkan dampak serius di daerah.
Di Kabupaten Cirebon, ratusan hotel kini terancam kolaps. Bukan hanya soal tingkat hunian yang anjlok, tetapi juga ancaman krisis ketenagakerjaan yang nyata, ribuan pekerja hotel kini kehilangan pekerjaan.
Ketua PHRI Kabupaten Cirebon, Ida Kartika menyatakan, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menjadi konsekuensi paling menyakitkan dari kebijakan efisiensi, terutama sejak adanya pembatasan perjalanan dinas dan larangan study tour oleh pemerintah.
“Hampir semua hotel berbintang di Cirebon saat ini hanya beroperasi di angka 10 persen dari kapasitas normal. Kami tidak sanggup menanggung beban operasional seperti ini,” ungkap Ida, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, larangan kegiatan instansi pemerintah seperti pelatihan, rapat, hingga wisuda yang biasa dilangsungkan di hotel telah memutus satu-satunya aliran pemasukan yang bisa diandalkan selama ini.
“Kami tidak menolak efisiensi, tapi harusnya ada kajian dampaknya ke sektor lain. Ini soal kehidupan ribuan pekerja,” tegasnya.
PHRI mencatat, pengurangan tenaga kerja di sektor perhotelan mencapai lebih dari 50 persen. Banyak hotel kini hanya mengandalkan sistem pegawai harian, sementara sebagian lainnya sudah mulai menutup operasional secara bertahap.
“Kami seolah dipaksa bertahan hidup tanpa oksigen. Tidak ada tamu, tidak ada kegiatan, sementara tagihan dan kewajiban tetap jalan,” ujar Ida.
Di sisi lain, Cirebon yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi juga menghadapi tantangan promosi pariwisata yang belum optimal. Industri hotel yang semula menjadi tulang punggung sektor jasa di wilayah ini, kini berada di ujung tanduk.
“Satu semester saja seperti ini, saya yakin banyak hotel akan menyerah. Kita sudah lihat beberapa yang bersiap gulung tikar,” kata Ida.
PHRI berharap, pemerintah dapat mengevaluasi kembali kebijakan efisiensi yang berimbas langsung pada ekonomi daerah dan membuka ruang diskusi dengan pelaku usaha agar kebijakan yang diambil lebih proporsional dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan.
“Ekonomi daerah tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan dari pemerintah. Kalau kami mati satu per satu, siapa yang mau menyerap tenaga kerja lokal?” tutup Ida.(Mail))
Pointer Untuk Infografis
*Fakta Utama
-Ratusan hotel di Cirebon terancam kolaps
-Tingkat okupansi hotel hanya 10% dari kapasitas normal
-Ribuan pekerja hotel terkena PHK
*Penyebab Utama
-Pembatasan perjalanan dinas oleh pemerintah
Larangan study tour dan kegiatan instansi (rapat, pelatihan, wisuda)
-Efisiensi anggaran pemerintah pusat & Pemprov Jawa Barat
*Dampak Langsung
-Lebih dari 50% tenaga kerja hotel dikurangi
-Hotel beralih ke pegawai harian
-Beberapa hotel mulai tutup bertahap
-Krisis pemasukan karena hilangnya acara instansi
*Situasi Terkini
-Belum pulih dari dampak pandemi
-Pariwisata Cirebon belum optimal
-Ancaman gulung tikar dalam waktu 1 semester jika situasi tidak berubah
* Harapan PHRI
-Pemerintah melakukan evaluasi kebijakan efisiensi
-Ada diskusi terbuka dengan pelaku usaha
-Kebijakan yang lebih proporsional dan berkelanjutan