Diguyur Seharian Hujan Gedung Perpustakaan SMP 1 Kadipaten Ambruk

kacenews.id-MAJALENGKA-Gedung perpustakaan milik SMP 1 Kadipaten, Kabupaten Majalengka ambruk setelah 2 hari diguyur hujan deras yang terus menerus, sementara 5 lokal lainnya juga terancam ambruk. Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut.
Menurut keterangan Kepala SMP 1 Kadipaten, Dadan Dana Permana, ambruknya ruang perpustakaan terjadi pada Rabu (23/4/2025) sekitar pukul 09.58 WIB setelah diguyur hujan sangat deras.
Bangunan yang sudah lebih dari 20 tahun dan kondisi atap sudah lapuk itu, tidak mampu menahan beban berat guyuran hujan hingga seluruh atapnya ambruk ke dalam ruangan.
“Bangunan tersebut sudah dikosongkan, dan semua buku perpustakaan telah dipindah atas pertimbangan kondisi bangunan yang sudah terlihat bergelombang,” ungkap Dadan Dana Permana.
Beruntung menurutnya, di sekitar bangunan tersebut tidak ada siswa yang berada di sana sehingga semua siswa aman.
Komite Sekolah SMP Kadipaten Sabungan Simatupang mengungkapkan, ambruknya ruang perpustakaan tersebut sudah diduga sebelumnya karena kondisi atap bangunan sudah mulai miring. Sehingga, beberapa hari sebelumnya seluruh buku perpustakaan telah dipindah ke ruangan lain yang lebih aman.
“Ada 5 ruang yang juga kondisinya nyuaris ambruk, ada yang ruangannya dipergunakan sebagai ruang kesenian, ruang labolatorium dan ruang computer yang biasa dipergunakan untuk ujian akhir sekolah. Minggu kemarin, udah saya sarankan untuk dikosongkan semua agar tidak membahayakan,” ungkap Sabungan.
Pihaknya juga telah menyarankan kepala sekolah untuk mengajukan surat permohonan pembongkaran atap bangunan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka karena dinilai membahayakan.
“Surat belum dikirim, ternyata bangunan keburu ambruk. Inginnya kami, 6 lokal bangunan dibongkar tapi kan harus ada ijin dari Dinas Pendidikan, kalau ijin sudah keluar rencananya kami bongkar sendiri agar tidak membahayakan siswa,” ungkap Sabungan.
Ke 6 lokal bangunan yang posisinya berdekatan ini, usianya sudah tua. Sebagian, lebih dari 20 tahun, tidak pernah diperbaiki, wajar jika kondisi kayu sudah lapuk. Sementara, genteng berasal dari genteng glasir yang bebannya lebih berat dibanding genteng plentong.
Menurut Sabungan, kerusakan tersebut bukan hanya terjadi pada atap bangunan namun dinding tembok juga sebagian sudah retak-retak. Dan retakannya cukup lebar.
“Semua harus segera diperbaiki tidak bisa dibiarkan, karena akan membahayakan,” ungkapnya.(Ta)