CirebonRaya

DBD Mengancam, 19 Warga Bojong Kulon Kabupaten Cirebon Terjangkit Satu Orang Meninggal

kacenews.id-CIREBON-Belasan warga di Desa Bojong Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon terkena Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan adanya belasan warganya terjangkit DBD, Pemdes setempat langsung melakukan fogging secara mandiri,
Senin (14/4/2025).

Kegiatan fogging tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di desa setempat.

Kuwu Bojong Kulon, Sudarso, mengatakan fogging kali ini dilakukan di Blok Majasri dengan melibatkan Kadus, RT, RW, dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Ia mengatakan, fogging tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD yang tengah mewabah di Desa Bojong Kulon.

Akibat wabah tersebut, sebanyak tujuh warga di Blok Majasri harus menjalani perawatan di rumah sakit. Dimana, satu dari tujuh warga yang diduga terjangkit DBD tersebut meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

“Tapi yang meninggal ini memang baru diduga terjangkit DBD. Cuma kalau dari kacamata masyarakat awam, gejala-gejalanya sama seperti DBD. Untuk yang lainnya (warga yang sempat dirawat, red) kami sudah mengetahui hasil diagnosanya dari bidan, ya DBD,” kata Sudarso.

Sebelumnya, kata Sudarso, Pemdes Bojong Kulon juga sudah melakukan fogging di Blok Marageni beberapa waktu lalu. Dimana di blok tersebut, DBD mewabah usai bencana banjir yang melanda desa Bojong Kulon pada Bulan Maret kemarin. Saat itu, lanjut Sudarso, setiap satu hingga dua hari sekali warga di Blok Marageni harus dilarikan ke rumah sakit akibat DBD.

“Di Blok Marageni itu lebih banyak yang terjangkit DBD, jumlahnya sampai 12 orang. Setiap hari atau dua hari sekali ada saja warga yang dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, Pemdes Bojong Kulon kemudian berinisiatif untuk melakukan pencegahan dengan melakukan fogging secara mandiri di Blok Majasri.

Ia menambahkan, upaya tersebut memang harus segera dilakukan agar korban DBD tidak terus bertambah. “Ini fogging mandiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) hanya mengarahkan agar menggunakan obat (insektisida, red) fogging yang ramah lingkungan. Karena kalau fogging menunggu dari Dinkes ya lama, harus melalui penelitian dulu,” katanya.

Sementara itu, Ketua LPM desa setempat, Mujahidin, mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. Ia juga mengajak warganya untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk. “Kita harus meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing,” katanya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button