Opini

Dai Masuk Sekolah

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Sebelum libur awal puasa, para siswa SD dibagi buku kegiatan Ramadan secara gratis karena sudah dibiayai oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Buku kegiatan Ramadan tersebut di dalamnya terdapat materi seputar rukun dan syarat puasa sebagai pengetahuan dasar bagi para siswa. Selanjutnya terdapat format aktivitas siswa selama bulan Ramadan yang harus diisi dan diketahui oleh orang tua di sekolah dan guru agama di sekolah.

Kegiatan seperti ini sudah berlangsung lama, hingga kini masih diaksanakan. Sayangnya program yang baik ini kurang mendapat respon dari para orang tua. Faktanya buku kegiatan Ramadan yang ada pada siswa ketika diperiksa oleh guru agama tidak diparaf oleh orang tua. Seharusnya orang tua bersyukur ketika anaknya diberi tugas oleh sekolah karena ini merupakan bentuk tanggung jawab sekolah terhadap peserta didik sekalipun libur. Jadi selama ini komunikasi antara anak dan orang tua di rumah masih bermasalah. Secara fisik keduanya berdekatan namun pikiran dan hati mereka berlainan arah tidak seirama.

Ya orang tua punya urusan, anakpun demikian.
Jika dipikir, proyek pembelian buku kegiatan Ramadan ini hingga kini belum efektif selain penghamburan biaya saja.Padahal jika orang tua lebih bijak, buku kegiatan Ramadan ini banyak sekali manfaatnya untuk perkembangan aktifitas anak selama di rumah di bulan Ramadan. Betapa tidak, kegiatan anak setiap hari sudah tergambarkan dalam buku itu Anak melaksanakan puasa atau tidak, salat tarawih berjamaah atau tidak, salat wajib berjamaah atau tidak, tadarus atau tidak dan sebagainya. Anak dibiasakan berlaku jujur dan tanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya termasuk kompensasinya ketika melakukan kebohongan.

Selain mengisi buku kegiatan Ramadan, siswa juga di sekolah mengikuti program pesantren kilat. Siswa mendengarkan tausiyah dari para guru dengan tema sekitar kegiatan umat Islam selama Ramadan. Sayangnya lagi para siswa yang datang ke sekolah sekitar 50 persen saja. Anak-anak yang tidak berangkat sebagian besar anak laki-laki dengan alasan kesiangan.Usut punya usut mereka itu malamnya ikut acara ngobrog (membangunkan sahur) dan anehnya orang tua tidak kooperatif terhadap sekolah.

Kemarin di awal berangkat sekolah 6 Maret 2025 ada informasi dari kepala sekolah bahwa dalam waktu dekat akan ada program Dai Masuk Sekolah. Para Dai-nya adalah para pegawai Kantor Urusan Agama di kecamatan. Mereka akan memberikan tausiyah kepada para siswa secara sukarela. Mereka akan memanfaatkan moment Ramadan ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat (siswa) dalam rangka menanamkan rasa cinta terhadap Allah Swt, terhadap agama dan sesama. Perlu diketahui bahwa mereka ini adalah orang – orang hebat yang memiliki ilmu agama Islam yang luas. Mereka mayoritas sarjana agama dan pernah hidup di pondok pesantren. Jadi keilmuan mereka tidak diragukan secara akademik.

Kita berharap program Dai Masuk Sekolah ini bisa berjalan lancar dan para siswa bisa datang ke sekolah meski sedang melaksanakan ibadah puasa. Biasanya para Dai punya banyak trik agar menyenangkan jemaahnya. Ada yang menyisipkan joke, ada yang melantunkan lagu-lagu dan sebagainya.Ini yang belum bisa dilakukan oleh guru pada saat tausiyah pesantren kilat. Bisa jadi juga karena siswa kurang tertarik dengan sosok guru yang setiap hari bertemu. Berbeda dengan orang yang baru dikenalnya, siswa selalu ingin tahu apa yang akan disampaikannya.

Kita ucapkan selamat bekerja kepada para Dai yang akan turun gunung. Semoga kalian bisa memberikan perubahan yang berarti kepada para siswa meski dalam waktu yang singkat ini. Kita juga berharap ada kelanjutan dari program ini agar anak-anak tidak gantung dengeeun (penasaran). Sangat bagus jika Dai Masuk Sekolah ini menjadi program tahunan di sekolah.

Program pemberian buku kegiatan Ramadan, program pesantren kilat dan program Dai Masuk Sekolah adalah program pionir ketika dilaksanakan dengan baik. Bukan tidak mungkin ketika program ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap perubahan akhlak para siswa secara umum, para siswa nantinya bisa lebih beradab, lebih sopan, lebih rajin beribadah kepada Allah Swt maupun kepada manusia. Namun untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan kerjasama dari pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah, jadi tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu penting juga adanya koordinasi yang jelas di antara ketiganya agar tidak terjadi miskomunikasi.

Satu lagi yang harus kita waspadai adalah materi dari Dai itu sendiri. Jangan sampai mereka memberikan materi – materi diluar konteksnya.Para siswa yang masih polos ini ketika mendapat materi baru, apa lagi menyenangkan pasti akan cepat masuk ke otaknya. Jika sudah terlanjur masuk, sulit bagi kita sebagai guru atau orang tua untuk meluruskannya.

Jadi mari kita ikuti program Dai Masuk Sekolah sekaligus menjadi pengingat manakala materi ceramah mulai melenceng keluar jalur.Ini semua demi kebaikan dan masa depan anak anak kita. Aamiin. ***

Related Articles

Back to top button