CirebonRaya

Kisruh Internal KONI, Anggaran Rp 5 Miliar Terancam Tak Bisa Cair

kacenews.id-CIREBON-Kabupaten Cirebon kini menjadi sorotan setelah munculnya kisruh internal yang mengguncang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), organisasi yang menjadi payung bagi para cabang olahraga (cabor) di daerah ini.

Dengan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk tahun 2024, harapan tinggi telah terbangun untuk prestasi olahraga. Namun, apa daya, pertikaian internal mengaburkan harapan tersebut.

Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Cirebon, sebagai lembaga yang bertugas mengalirkan dana hibah, merasa terbatas kapasitasnya untuk mengintervensi masalah yang kini melanda KONI.

“Kami hanya bisa memberikan hibah dan memantau penggunaannya, bukan mengatur bagaimana mereka harus menjalankan organisasi,” jelas Sekretaris Dispora, Sucipto.

Ia juga menegaskan, bahwa kewenangan mereka tidak mencakup penyelesaian konflik internal. Dengan dana yang tidak sedikit, pertanggungjawaban menjadi kata kunci.

“Setiap rupiah yang dikeluarkan harus jelas peruntukannya, untuk kemajuan olahraga, bukan kepentingan pribadi pengurus,” tegas Sucipto.

Ia melanjutkan, pengelolaan dana harus transparan dan akuntabel sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Namun, konflik internal yang berkecamuk di KONI menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya program dan kegiatan yang seharusnya mendukung para atlet.

Kisruh yang kian meruncing ini telah menarik perhatian dari berbagai pihak, termasuk DPRD Kabupaten Cirebon.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan, mengungkapkan kekecewaannya,

“Konflik seperti ini mencoreng nama baik organisasi dan merugikan para atlet yang seharusnya mendapat dukungan penuh,” ungkap Aan.

Rencana untuk memanggil kepengurusan KONI periode 2023-2027 pun digulirkan, dengan harapan dapat mengungkap akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat. “Kami harus mengetahui masalahnya secara mendalam untuk bisa menyelesaikannya,” ujar Aan.

Ia menjelaskan pentingnya kekompakan dan transparansi dalam mengelola organisasi yang seharusnya menjadi penopang prestasi olahraga di Kabupaten Cirebon.

Di tengah gemuruh konflik, pesan untuk duduk bersama dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin terus digaungkan. “Penting bagi semua pengurus untuk menurunkan ego masing-masing dan fokus pada tujuan utama, yaitu kemajuan olahraga di Kabupaten Cirebon,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa di ujung sengketa ini, yang terpenting adalah nasib para atlet dan prestasi yang harus mereka raih. Dalam perjuangan mempertahankan marwah dan meningkatkan prestasi olahraga, Kabupaten Cirebon kini dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan.

Penyelesaian konflik internal KONI bukan hanya demi nama baik organisasi, tapi lebih dari itu, demi masa depan olahraga dan generasi penerus atlet di daerah ini.(Mail)

Related Articles

Back to top button