Terkendala Pasokan Air, Petani Jatitujuh Terlambat Menggarap Lahan

MAJALENGKA-Para petani di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka dipastikan akan mengalami keterlambatan musim tanam. Karena curah hujan ke wilayahnya masih minim. Sedangkan air Sungai Cibuaya dan Saluran Induk (SI) Cipelang yang disuplai dari Bendung Rentang juga masih dilakukan pengeringan.
Bahkan saat ini debit Bendung Rentang pun masih sangat minim. Sehingga dimungkinkan tidak bisa menyuplai air ke SI Cipelang dan SI Sindupraja dalam waktu cepat. Termasuk suplai air dari Waduk Jatigede juga belum ada, karena bendungan tersebut mengalami devisit air.
Pengelola Bendung Rentang Dadi Supriadi mengungkapkan, pengeringan SI Sindupraja dan Cipelang baru akan selesai pada Kamis (30/11/2023). Namun meski masa pengeringan (pemeliharaan) selesai, air belum bisa dialirkan melalui dua saluran induk tersebut. Karena debit air di Bendung Rentang minim, mengingat selama ini tidak ada suplai air dari Waduk Jatigede yang kondisi airnya masih minus besar.
Ia menyebutkan, posisi air di Bendung Rentang saat ini elevasi hanya 17,55 meter di atas permukaan laut (MDPL), tinggi muka air hanya 0,55 m dan debit Cimanuk totalnya hanya 10,830 m kubik per detik.
“Untuk mengalirkan air ke Cipelang dan Sindupraja yang biasanya dimanfaatkan untuk lahan pertanian, bendungan harus menampung air terlebih dulu. Mudah- mudahan saja curah hujan di wilayah hulu tinggi. Sehingga bendungan bisa menampung air dan airnya bisa disalurkan untuk petani,” katanya.
Dedi menyampaikan, karena Waduk Jatigede hingga sekarang masih minus, maka penampungan air sementara mengandalkan dari Sungai Cipeles dan Ciluting, sampai Waduk Jati Gede bisa menyuplai air.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sumber Tani, Blok Sumur Sindu, Desa Sumber Wetan H Sawir dan Ketua Kelompok Tani Biyawak, Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh Tatang mengaku anggota kelompoknya mulai khawatir musim tanam akan terlambat dan hanya akan bisa dua kali tanam atau mungkin hanya satu kali musim tanam.
“Petani Sumber itu sudah jatuh tertimpa tangga. Pada musim panen MT 2 tahun ini tanaman semua terkena tikus, jadi tidak bisa dipanen. Lalu sekarang lambat tanam,” katanya.
Menurutnya petani dimungkinkan baru bisa menggarap sawah pada pertengahan Desember dan mulai tanam pada akhir Desember. Itupun jika curah hujan tinggi dan Sungai Cibuaya mulai berair.
“Musim peceklik bakal lebih lama, sementara yang hajatan banyak,” kata Sawir.
Tatang mengatakan pasokan air dari Sungai Cilutung sekarang ini masih sangat minim. Begitu pula Sungai Cibuaya kering. Sehingga belum ada solusi bagi petani agar bisa menggarap sawah.
“Petani sekarang benar -benar pailit, masa peceklik akan lebih panjang,” ujarnya.
Menurutnya, sebagian petani mendapat jatah beras bantuan dari pemerintah, namun itu tidak mencukupi. Terlebih mereka yang punya utang ke hajatan.
“Beras 10 kg hanya bisa untuk kondangan kepada dua orang, malah itu juga kurang. Karena satu orang pemilik hajat berasnya 7 kg, jadi dua orang 14 kg,” tuturnya.(Tati)