Orang Tua Terduga Edit Foto Mengaku Tertekan dan Diteror, Keluarga Korban Bakal Tempuh Jalur Hukum
kacenews.id-CIREBON-Orang tua V, terduga edit foto puluhan siswi SMA Negeri di Kota Cirebon mengklarifikasi terkait tindakan anaknya itu. V diketahui diduga pelaku edit foto dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) bersama A dan I.
Orang tua V didampingi kuasa hukum dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Jilaw & Partners, H mengaku terkejut dan tidak mengetahui asal muasalnya.
“Apapun itu, saya selesaikan dengan cara gentleman meskipun saya tau anak saya bersalah. Apapun konsekuensinya, saya bertanggung jawab. Saya akan mendidik lebih baik lagi, saya akan memasukkan anak saya ke Pesantren,” ujar H, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, sebagai bentuk tanggung jawab orang tua, pihaknya membuat keputusan untuk mengundurkan diri dari SMA Negeri 1 Cirebon dimana V bersekolah karena khawatir sekolahnya akan ikut terseret.
“Tadi di audiensi bersama orang tua korban, pihak sekolah, dan dinas terkait kami hadir dan berbicara sebagai bentuk tanggung jawab. Anak saya akan dipesantrenkan,” tutur H.
Anaknya tersebut, H menjelaskan, bukan merupakan anak yang sering keluar masuk ruang BK di sekolahnya. Prestasinya ada, belum lama ini menjuarai kejuaraan bola basket. Namun, kedepan anak tersebut harus dididik ke pesantren.
“Mohon dimaafkan, kami bertanggung jawab mencari ahli IT untuk menarik semua foto agar hilang dari peredaran. Bukan membela diri, banyak teror di rumah. Ada warga melempar sampah kedalam rumah,” jelasnya.
Pihak keluarga V pun menyatakan permohonan maaf kepada semua keluarga korban.
“Saya berharap hal ini cepat selesai, semua punya anak. Saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban,” ucap H.
Sementara itu kuasa hukum korban, Firman Jisung mengatakan, pihak keluarga sudah melakukan tindakan persuasif. Sudah mendatangi sebagian besar rumah para korban, dan juga kooperatif kepada pihak sekolah.
“Yang bersangkutan (V), itu sampai beretikat baik untuk membeli foto yang sudah tersebar untuk dihapus. Mohon agar semua jangan mengarah ke V, psikis anak pun khawatir terganggu. Kepada pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon agar disediakan ruang konseling untuk yang bersangkutan dan korban karena mereka sama-sama terpukul,” katanya.(Jak)





