Perkenalkan Anak Bahasa Global: Urgensi Dukungan Keluarga

Oleh: Kyara Aisyah Shabrina
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Tangerang
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang paling banyak digunakan dalam berbagai bidang secara global. Seiring perkembangan zaman, bahasa Inggris turut mendominasi dalam berbagai macam bidang kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam media sosial, teknologi, pendidikan, maupun bisnis. Hal ini menjadikan kemampuan berbahasa Inggris penting untuk ditanamkan sejak usia dini agar mampu menghadapi arus globalisasi dan tantangan zaman yang terus menerus berkembang. Penguasaan bahasa Inggris pada usia dini diyakini dapat mempermudah anak dalam mengakses informasi, memperluas wawasan, meningkatkan rasa percaya diri serta daya saing di masa depan.
Di sisi lain, pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada pendidikan anak usia dini di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Banyak lembaga PAUD belum mampu menerapkan pembelajaran bahasa Inggris karena keterbatasan pada akses pendidikan, sumber daya, maupun pelatihan untuk mempersiapkan pendidik bahasa Inggris yang kompeten dan profesional. Pada kondisi ini, peran keluarga, terutama orang tua, dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan kemampuan bahasa Inggris anak dengan menjadikan rumah sebagai tempat pertama anak mengenal dan mempelajari bahasa Inggris. Oleh sebab itu, penting untuk menelaah lebih lanjut bagaimana peran keluarga dapat membantu mengatasi tantangan dalam pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini di Indonesia, serta mencari solusi yang dapat diterapkan agar anak-anak dapat mengembangkan keterampilan bahasa Inggris dengan optimal.
Di tengah perubahan zaman dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat, penguasaan bahasa Inggris pada anak usia dini menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada pendidikan anak usia dini di Indonesia justru belum ideal. Banyak tantangan seperti keterbatasan akses pendidikan, sumber daya, maupun kurangnya pelatihan untuk mempersiapkan pendidik bahasa Inggris yang kompeten masih harus dihadapi. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan dalam penguasaan bahasa Inggris antara anak usia dini di daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas yang memadai dan yang tidak.
Di antara konflik utama yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini di Indonesia adalah keterbatasan akses pendidikan dan kurangnya tenaga pengajar yang kompeten. Dari pendapat yang penulis kemukakan, hal tersebut senada dengan pernyataan dari Dharma, dkk (2024) dalam jurnal Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Anak-anak Usia TK di Dusun Ngroto, akses pendidikan bahasa Inggris di beberapa tempat masih sangat terbatas, termasuk di Dusun Ngroto yang disebabkan oleh kurangnya jumlah pengajar. Astuti dan Astuti (2022) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Teacher Belief dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini, juga memaparkan bahwa masih banyak didapatkan tenaga pengajar PAUD yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai pengajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini sehingga beberapa guru merasa tidak percaya diri akan kemampuannya dalam mengajar bahasa Inggris, sehingga materi yang disampaikan pun menjadi kurang optimal.
Menghadapi kondisi ini, keluarga, terutama orang tua, perlu mengambil peran dalam memberikan pengenalan dan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris anak dari rumah. Hal ini disebabkan keluarga merupakan individu paling dekat dengan anak dan merupakan lingkungan pertama bagi anak serta pendukung dalam tumbuh kembangnya. Dari pendapat yang penulis kemukakan, hal tersebut senada dengan Suprayitno, dkk (2021) dalam jurnalnya Peran Keluarga Berhubungan dengan Tumbuh Kembang Anak Usia Pra Sekolah yang menekankan pentingnya keluarga sebagai lingkungan pertama dalam tumbuh kembang anak usia dini. Selain itu, menurut Nurmalitasari dalam jurnal karya Siregar dan Subiyantoro (2021) yang berjudul Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini, keluarga merupakan tempat proses belajar yang pertama bagi anak dan yang menentukan masa depannya.
Peran keluarga, terutama orang tua, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta memberikan perhatian dan dukungan yang tepat dan konsisten, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan dan meraih potensi terbaiknya dalam berbahasa Inggris sejak dini. Dari pendapat yang penulis kemukakan, hal tersebut senada dengan Aswir, dkk (2024) dalam jurnalnya yang berjudul Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Usia Dini Belajar Bahasa Inggris Di Rumah yang banyak mengulas tentang pentingnya peran dan keterlibatan aktif orang tua dalam mendukung pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini dari rumah. Selain itu, Badriyah, dkk (2025) dalam jurnalnya Peran Keterlibatan Orangtua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak di RA Al-Abror Kota Banjar, menjelaskan bahwa keterlibatan aktif orang tua dalam proses pembelajaran anak usia dini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar anak, termasuk dalam mempelajari bahasa Inggris. Kehadiran dan partisipasi aktif orang tua juga dapat menentukan pembelajaran bahasa Inggris yang bermakna.
Selain peran dari keluarga dan orang tua, lembaga pendidikan dan pemerintah perlu mengambil peran dalam meningkatkan kualitas dan akses pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini. Kolaborasi antara keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah merupakan kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini di Indonesia. Orang tua dan keluarga dapat mengambil peran untuk memberikan dukungan dan pengenalan bahasa Inggris pada anak dari rumah. Adapun sekolah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan program pembelajaran bahasa Inggris yang kreatif, inovatif, dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini. Sementara itu, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pelatihan rutin bagi pendidik serta pengadaan akses pendidikan bahasa Inggris yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan kemampuan bahasa Inggris anak, orang tua dan keluarga tidak perlu menjadi pendidik profesional yang harus memiliki pengetahuan bahasa Inggris yang kompleks, tetapi cukup dengan pengetahuan bahasa Inggris dasar guna mengenalkan bahasa Inggris pada anak. Pengenalan bahasa Inggris dapat dimulai dari kosa kata yang mudah dan sederhana secara bertahap dan konsisten melalui permainan atau menggunakan flashcard. Dengan dukungan keluarga dalam mengenalkan dan mendukung perkembangan bahasa Inggris anak, kompetensi anak dapat berkembang dan meningkatkan dengan baik sekalipun pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolahnya masih terbatas. Namun, di samping itu, pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu meningkatkan kualitas dan akses pendidikan serta pelatihan pembelajaran bahasa Inggris bagi anak dan guru PAUD.
Bahasa Inggris merupakan kemampuan penting yang perlu ditanamkan sejak dini di era globalisasi. Akan tetapi, sistem pendidikan anak usia dini di Indonesia belum benar-benar memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam kondisi ini, keluarga sebagai lingkungan sekaligus tempat belajar pertama bagi anak perlu mengambil peran dalam memberikan pengenalan dan stimulasi bahasa Inggris dasar pada anak dari rumah. Dengan pendekatan sederhana dan menyenangkan yang dilakukan secara bertahap dan konsisten, rumah dapat menjadi tempat anak mengenal dan mempelajari bahasa Inggris yang efektif. Sebagai contoh, dengan mengenalkan kosakata bahasa Inggris yang mudah dan sederhana melalui aktivitas menyenangkan, kemampuan bahasa Inggris anak dapat meningkat. Dengan demikian, diperlukan kesadaran orang tua dan keluarga untuk menjalankan peran dalam memberikan dukungan pada pembelajaran bahasa Inggris anak serta upaya peningkatan kualitas dan akses pendidikan dari pemerintah dan lembaga pendidikan agar kemampuan bahasa Inggris anak dapat berkembang secara optimal dan menjadi bekal anak dalam menghadapi dunia global.***