Banyak Fenomena di Masyarakat, Ormas dan Orprof Diminta Ikut Berkontribusi dalam Penanganannya

MAJALENGKA-Organisasi kemasyarakatan (ormas) dan organisasi profesi (orprof) diharapkan bisa bersinergi dengan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Majalengka, dalam menangani berbagai fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.
Sehingga bisa berkontribusi dalam penanganan yang tengah dilakukan pemerintah daerah (Pemda) demi kepentingan masyarakat.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka Lalan Suherlan saat menjadi pembicara di hadapan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda dan Orsat se-Kabupaten Majalengka mengungkapkan, saat ini banyak fenomena yang terjadi di masyarakat yang butuh penanganan secara serius.
Direktur Pasca Sarjana Universitas Majalengka (Unma) ini mengemukakan, penyelesaiannya tidak bisa hanya dilakukan oleh OPD, namun butuh masukan dan pemikiran dari masyarakat yang mungkin saja penanganannya bisa lebih sederhana, cepat dan tepat.
“ICMI bisa mengambil peran dan bersinergi dengan Pemda untuk berkontribusi dalam penanganan persoalan yang dihadapi Pemda Majalengka. Ada banyak program di OPD, bagaimana bersinergi untuk bisa ikut berkontribusi dengan penanganan persoalan, yang mungkin saja pemikirannya bisa lebih solutif,” tuturnya.
Menurutnya, ICMI harus punya model dalam penanganan kemiskinan dan peningkatan IPM. Sehingga butuh analisis sekaligus cara mengkomunikasikan strategi dan gagasan. Kemudian menyatukan itikad baik dari Pemda dan ICMI, agar bisa mengadopsi gagasan.
Karena kontribusi pemikiran akan sangat besar manfaatnya untuk kepentingan dan kemajuan Kabupaten Majalengka.
“Bagi yang ingin menyumbangkan pikiran dan berkontribusi, kami siap membuka ruang komunikasi dan menghubungkannya dengan OPD lain,”katanya.
Diapun mengaku tidak akan pelit dengan data yang dimiliki. Karena setiap penanganan persoalan harus berdasarkan data yang akurat, agar lebih jelas, terarah dan tepat sasaran.
Pada kegiatan tersebut, Lalan dengan terbuka membeberkan kondisi riil menyangkut kemiskinan, pengangguran terbuka, income per kapita dan sebagainya yang mengacu pada data BPS. Kondisi tersebut agar diketahui publik, sehingga bisa ikut berperan aktif dan positif.(Tati)