Antre Sejak Subuh, Nelayan Indramayu Mengamuk Tak Dapat Solar Gegara ‘Gaptek’

INDRAMAYU- Puluhan nelayan arad Karangsong, Kabupaten Indramayu mengamuk di stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) Mina Sumitra Karangsong, Kecamatan Indramayu, Rabu (18/10/2023), sekira pukul 09.00 WIB. Mereka membanting-bantingkan deriken yang dibawanya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di tempat tersebut.
Aksinya ini sebagai protes adanya cara baru yang diterapkan BPH Migas dan Pertamina dengan menggunakan sistem aplikasi. Para nelayan mengaku buta huruf, sehingga tidak mampu untuk membuat system email untuk mendapatkan solar subsidi.
Puluhan nelayan yang sudah antre sejak subuh akhirnya tidak mendapatkan solar yang diperlukannya untuk mencari nafkah ke laut dikarenakan adanya kebijakan tersebut. “Saya pengennya kembali seperti dahulu, yaitu tidak menggunakan email,” tutur Warsadi, salah satu nelayan setempat.
Dia mengatakan, pada aplikasi yang baru itu dinilai sangat memberatkan para nelayan. Karena setiap nelayan selama ini tidak mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu dari lembaga terkait, terutama dari BPH Migas dan Pertamina maupun Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu. ” Tolonglah jangan menggunakan aplikasi atau email begitu. Kami ini nelayan yang buta huruf, ” timpal Warsadi.
Sementara itu, Tasuka, Manager SPBN Mina Sumitra Karangsong membenarkan tidak adanya sosialisasi dari pihak terkait mengenai penggunaan aplikasi tersebut. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena kebijakannya satu arah. Bahkan solusinya juga tidak ada karena pihaknya sebagai lembaga penyalur. “Yang saya tahu, aturan ini belum disosialisasikan kepada mereka (nelayan). Tadi saya tanyakan ke dinas dan jawabnya tidak tahu,” terang dia.
Warsidi bersama puluhan nelayan lainnya meminta agar penerapan itu dihapus saja dan kembali menggunakan kebijakan yang lama. “Ya itu tujuannya untuk memudahkan kami nelayan cilik. Kebutuhan solar kami tidak banyak kok, hanya satu hari lima liter,” jelas dia.(Udi)