Pembelajaran Kehidupan

Oleh : Abdul Rozak
Guru Besar pada Fakultas Pendidikan dan Sains UGJ-Cirebon
ANNA Sabandina sering berpapasan dengan rombongan anak-anak sekolah. Setiap pagi mereka berlalu di depan rumahnya. Pagi-pagi mereka berangkat dengan membawa perlengkapan.
Tas gendong yang kelihatannya berat, tetapi mereka jalan santai, tanpa beban, terkadang bergandengan tangan. Tangan kanan membawa bekal (tempe goreng, tahu goreng, lontong, kerupuk).
Wajah cerah, tidak kenal lelah, berbicara riang. Mereka mengobrol, saling melontarkan kata tanpa beban. Senyumlah, senyum. Rianglah, riang. Tertawalah, tertawa. Mereka berjalan di bumi Allah dengan senang.
Kaki dan tangan mereka berayun melangkah menuju sekolah. Tempat belajar hidup. Tempat pertemuan dengan teman-teman sebaya.
Mereka belajar dengan kekuatan dorongan niat dan dan keyakinan bahwa mereka akan mendapat pembelajaran berharga dari para gurunya. Mereka menghormati gurunya. Berbagai tugas dikerjakan dengan kesungguhan yang sangat, tanpa keluhan.
Masa belajar adalah masa sangat menyenangkan. Kita hanya tahu berangkat ke sekolah. Belajar bersama teman di kelas dengan bimbingan guru. Kita berangkat setiap pagi dan pulang sore.
Tugas kita hanya belajar sesuai dengan aturan sekolah dan selalu menaati orang tua. Mengapa kita bersekolah? Kita bersekolah karena harus bersekolah.
Kita bersekolah karena “disuruh” orang tua, karena kasih sayang orang tua. Orang tua tahu bahwa tanpa terdidik kita tidak akan dapat menjalankan kehidupan dengan baik.
Tanpa pendidikan kita tidak akan tahu bagaimana berkomunikasi dengan berbagai karakter orang dalam berbagai kondisi.
Orang tua menyiapkan kita melalui sekolah agar menjadi orang yang bermanfaat. Orang tua sangat berharap kita menjadi orang yang berguna. Kita tidak menjalankan hidup dengan kesia-siaan. Kita hidup di tengah manusia yang akan berpengaruh terhadap perjalanan hidup kita.
Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya bahagia, lebih baik daripada dirinya. Dengan berbagai daya orang tua menyiapkan masa depan anak-anaknya. Setiap hari orang tua berpikir dengan sangat untuk menyiapkan kebutuhan anak-anaknya.
Ketenangan diperoleh jika semua kebutuhan anaknya tersedia. Mereka lega dengan pemenuhan kebutuhan anaknya setiap hari. Salah satu kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah mereka menyekolahkannya. Orang tua menyadari bahwa tidak akan mampu mendidik anak-anaknya dengan berbagai ilmu.
Orang tuanya mempercayakan anak-anaknya kepada sekolah. Mereka sangat berharap bahwa sekolah dapat membekali berbagai hal yang berhubungan dengan kebaikan.
Sekolah menjadi harapan masyarakat dalam hal pemberian unsur-unsur kebaikan yang diperlukan anak-anak. Sekolah diharapkan dapat menyiapkan anak-anak siap memasuki kehidupan yang berubah setiap saat.
Sekolah diharapkan mendidik anak-anak dalam berbagai hal yang menjadikan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk membentengi dirinya pada saat menghadapi pilihan antara kebaikan dan keburukan.
Kita dapat menyaksikan peristiwa yang dikabarkan bahwa banyak orang yang gagal memilih kebaikan. Banyak orang yang “terdidik” dengan bergelar akademik melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan imu yang dimilikinya.
Ilmunya tidak menuntun ke jalan kebaikan. Ilmu yang dimilikinya melalui pengalaman pembelajaran yang melelahkan dengan berbagai risiko.
Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah secara terjadwal adalah peristiwa yang seharusnya memberikan hikmah yang banyak.
Hikmah yang seharusnya meneguhkan pembelajar dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Proses kepemilikan adalah hal penting yang harus menjadi fokus dalam peristiwa pembelajaran.
Guru sebagai pusat aktivitas pembelajaran bertanggung jawab penuh terhadap keterjadian ilmu masuk ke dalam diri para pembelajar. Kekuatan niat guru menentukan corak peristiwa pembelajaran.
Guru bagi pembelajar seharusnya merupakan pintu masuk ke dunia yang sangat luas. Melalui proses pembelajaran, pembelajar berdialog dengan berbagai permasalahan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah lingkungan hidup secara luas.
Pengenalan terhadap permasalahan sejak dini akan membiasakan memecahkan masalah hidup. Apa hakikatnya memecahkan soal matematik atau soal ujian pada umumnya tanpa dikaitkan dengan masalah kehidupan.
Apa guna kepandaian berhitung tanpa mampu menghitung kebaikan dalam kehidupan. Apa guna kemampuan berbahasa tanpa kemampuan menjadikan orang bahagia dengan ucapannya. Apa guna memiliki nilai tertinggi dalam semua mata pelajaran tanpa mampu menilai diri di hadapan orang lain.
Ilmu adalah penerapan dalam perilaku kebaikan yang dirasakan lingkungannya; keluarga, sahabatnya, masyarakat, lingkungan kerjanya. Penerapan ilmu tidak dapat berjalan dengan sendirinya.
Ilmu menetap pada diri pemiliknya. Ilmu tidak dapat menjaga pemiliknya jika hanya didiamkan. Ilmu menjaga pemiliknya pada saat diterapkan dalam amal, pada saat menjadi dasar beramal, pada saat dibergunakan.
Banyak ilmu harus diikuti banyak amal yang didasarkan pada ilmu itu. Beramal tanpa ilmu akan membahayakan dirinya dan lingkungan sekitar dan lingkungan jauhnya. Kekuatan ilmu diperoleh pada peristiwa pengalaman.
Kita akan mengetahui kebergunaan ilmu pada saat diamalkan. Kita akan memperoleh hikmah ilmu setelah penerapan dengan benar sesuai dengan maksud yang tercantum dalam ilmu tersebut.
Kehidupan selalu berkembang, maju menuju berbagai hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Berbagai perkembangan terus berjalan dan akan berjalan terus sesuai dengan berbagai kebutuhan manusia.
Manusia adalah makhluk yang senang kepada yang baru, mudah, dan dapat dimanfaatkan untuk menjalankan kehidupannya yang lebih baik.
Kita berupaya mendapatkan hikmah dari semua yang kita jalani. Hikmah tidak diberikan kepada sembarang orang, tidak semua orang mendapatkan hikmah.
“Allah menganugerahkan hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah: 269).
Anna Sabandina sangat berharap anak-anak yang setiap hari lewat rumahnya memperoleh kekuatan ilmu dan mengamalkan dengan benar dan memperoleh hikmah dengan izin Allah sehingga mereka menjadi bagian dari kemajuan negara kita. Mereka menjadikan negara tersejahtera dalam kebaikan di atas rida Allah. Aaamiin.***