Ayumajakuning

Bencana Hirometeorologi Mengancam, Pemkab Majalengka Ajak Warga Siaga Terjadi Banjir dan Longsor

kacenews-MAJALENGKA-Kabupaten Majalengka diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas tinggi dan berpotensi banjir di bulan Februari 2026 mendatang, dalam menghadapi bencana hirometeorologi warga Majalengka diminta kewaspadaanya kemungkinan terjadinya banjir dan bencana longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Agus Tamim yang baru saja melakukan penandatanganan MoU dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta BNPB di Pangandaran mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG khusus wilayah Kabupaten Majalengka mulai bulan Desember intensitas hujan mulai naik. Pada bulan Januari kondisi wilayah nampak hijau tua yang menunjukan bahwa wilayah ini akan mengalami hujan lebat dengan intensitas yang yang tinggi serta di bulan Februiari sangat tinggi yang menyebabkan banjir.

“Di bulan – bulan tersebut statusnya sudah siaga,” ungkap Agus.

Masyarakat diminta kewaspadaanya untuk selalu membersihkan saluran air jangan sampai air tersumbat yang akan berakibat fatal.

Saat ini menurut Agus, pihaknya juga mensiagakan personil selama 24 dengan jumlah 15 orang, jika ada kejadian yang tidak bisa ditangani oleh personal yang siaga penuh maka personal lain akan turun membantunya.

“Jumlah personil yang setiap hari disiagakan sebanyak 15 orang, itu siaga penuh 24 jam. Ketika ada kejadian mereka langsung turun, dan jika penanganan masih dibutihkan bantuan maka personal cadangan akan turun. Total personil yang ada di BPBD sendiri sebanyak 62 orang. Sebanyak 15 orang diantaranya ASN dan siswanya PPPK Paruh Waktu yang baru saja menerima SK kemarin,” ungkap Agus.

Menyinggung soal sarana dan prasarana kebencanaan, Agus mengungkapkan mencukupi, untuk siaga banjir ada sejumlah perahu karet dan bencana longsor berkoordinasi dengan PUTR jika diperlukan alat berat.

Di Majalengka juga telah tersedia Early Warning System (EWS) manakala terjadi banjir di Bendung Rentang karena BPBD Majalengka telah bekerjasama dengan BBWS. Ketika EWS Bendung Rentang berbunyi maka pemberitahuan akan langsung diterima oleh BPBD.

“Untuk deteksi gempa bumi kita sudah punya Early Warning System yang dipasang di kantor. Makanya ketika terjadi gempa seperti yang terjadio di Malausma kemarin itu langsung terdeteksi oleh EWS yang ada di kantor,” ungkap Agus.

Sementara pada MoU yang ditandatangani bersama kabupaten /kota di Jawa Barat yang barus saja dilakukannya di Pangandaran menurut Agus, setiap hari BPBD harus melaporkan kondisi yanga da di daerah masing – masing kepada BPBD Provinsi dan BNPB. Hal ini untuk mempercepat penanganan dan bantuan ke daerah manakala terjadi bencana atau kedaruratan.

Demografi Kabupaten Majalengka yang rawan bencana wilayah selatan potensi bencana longsor meliputi Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Banjaran, Maja, Argapura, Sindang.

Sedangkan potensi banjir berada di wilayah Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Kadipaten.

Sementara itu mengantisipasi terjadinya banjir, Bupati Majalengka Eman Suherman setiap hari Jumat melakulan pembersihan setiap saluran air mulai selokan hingga Sungai dari sampah.

Menjelang musim penghujan dan tanggap darurat bencana hidrometeorologi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka dan Polres Majalengka menggelar Apel Siaga Tanggap Bencana yang diikiuti Polri, TNI, BPBD, Basarnas, PolPP, Damkar, PMI, organisasi relawan kebencanaan, serta unsur pemerintah daerah.

“ Kita harus siap siaga, baik dari segi personel, peralatan, maupun koordinasi, agar dapat memberikan pertolongan cepat dan tepat kepada masyarakat,” kata Bupati.(Tati)***

Related Articles

Back to top button