Ayumajakuning

Festival Literasi Majalengka Hidupkan Budaya Baca dan Menulis

kacenews.id-MAJALENGKA-Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) Kabupaten Majalengka resmi memulai rangkaian Festival Literasi Majalengka 2025, Rabu (19/11/2025), yang melibatkan ribuan pelajar, guru, komunitas literasi, hingga masyarakat umum.
Pembukaan festival dilakukan Wakil Bupati Majalengka, Dena M. Ramdhan. Kegiatan yang digelar selama dua hari itu mengusung tema “Literasi Bergerak, Majalengka Langkung Sae” dan menjadi salah satu upaya strategis pemerintah daerah dalam memperkuat kembali budaya membaca sebagai pondasi pembangunan.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Dena menegaskan bahwa perpustakaan harus tetap hadir sebagai pusat edukasi di tengah pergeseran aktivitas masyarakat menuju ruang digital.
Menurutnya, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menyangkut kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, membentuk karakter, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebut budaya literasi memiliki peran penting dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda memegang peran utama dalam membawa bangsa menuju kemajuan.
“Saya berharap festival ini bukan sekadar seremoni, tapi menjadi gerakan nyata untuk membentuk generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing,” ujar Wabup Dena.
Dena juga memaparkan capaian literasi daerah. Pada 2024, Indeks Literasi Majalengka tercatat di angka 69,38 poin. Meski ada perubahan instrumen penilaian seiring pembagian kewenangan antara kabupaten dan provinsi, Pemkab Majalengka berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas literasi.
Ia menekankan perlunya perpustakaan di setiap kecamatan serta penambahan koleksi buku yang mengangkat tokoh-tokoh lokal Majalengka. “Koleksi buku ini dinilai menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas dan karakter masyarakat,” tuturnya.
Kepala Disarpusda Majalengka, H. Ono Haryono, turut menyampaikan beberapa capaian literasi sepanjang 2024, yaitu Indeks Pembangunan Literasi sebesar 69,38, Tingkat Kegemaran Membaca 78,51, serta Indeks Kearsipan 81,7.
“Literasi ini sebagai navigasi dalam lautan data sekaligus jembatan menuju kemajuan peradaban,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa komitmen gerakan literasi tetap kuat meski menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, hanya terdiri dari 7 ASN, 4 pustakawan, dan sejumlah tenaga pembinaan. Menurut Ono, kontribusi komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat (TBM) menjadi kunci dalam memperluas akses literasi hingga wilayah pedesaan.
Sementara itu, pencinta literasi Majalengka, Herik Diana, berharap Festival Literasi Majalengka 2025 menjadi momentum untuk membangkitkan kembali budaya membaca yang mulai memudar. Ia menilai ragam kegiatan seperti pameran buku, pentas literasi, lokakarya, hingga diskusi mampu memperkuat karakter generasi muda.
“Hal ini untuk mendorong Majalengka tumbuh sebagai daerah yang semakin cerdas, berbudaya, dan berdaya saing melalui kekuatan pengetahuan,” katanya.(Jep)

Related Articles

Back to top button