BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Banjir Rob Intai Pantura Cirebon
kacenews.id-CIREBON-Memasuki musim hujan, warga Pantai Utara (Pantura) Cirebon diminta waspada. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok memperingatkan potensi banjir rob yang dapat melanda pesisir utara Jawa Barat, termasuk Cirebon, pada 12–16 November 2025
Informasi yang dihimpun Kabar Cirebon, Rabu, (12/11/2025), ancaman banjir dikarenakan curah hujan tinggi ditambah meningkatnya pasar air laut. Fenomena pasang maksimum air laut diperkirakan meningkatkan ketinggian permukaan air dan berpotensi menyebabkan banjir rob di sejumlah titik pesisir.
BMKG menyebut wilayah yang perlu diwaspadai antara lain Kabupaten Cirebon (Losari, Mundu, Gebang) dan Kota Cirebon (Lemahwungkuk, Kejaksan), dengan waktu rawan antara pukul 03.00 hingga 06.00 WIB.
“Banjir rob dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan, permukiman, serta kegiatan perikanan darat. Kami mengimbau warga pesisir untuk tetap waspada dan mengambil langkah antisipasi,” demikian keterangan resmi BMKG Tanjung Priok.
Warga diimbau memperhatikan kondisi air laut, menghindari aktivitas di pesisir saat pasang tinggi, dan memastikan sistem drainase berfungsi baik. Kondisi serupa juga dirasakan warga di wilayah non-pesisir yang kerap dilanda banjir setiap musim hujan.
Di Kabupaten Cirebon bagian timur, tepatnya di Desa Cisaat, Kecamatan Waled, dan Desa Cilengkrang, Kecamatan Pasaleman, warga kini kembali siaga menghadapi potensi banjir akibat meluapnya Sungai Ciberes dan Sungai Cisanggarung.
Kasatgas Desa Cisaat, Maman mengatakan, pihaknya terus memantau ketinggian air di Bendungan Ambit dan Sungai Ciberes untuk memberikan peringatan dini kepada warga.
“Bila air sudah mendekati tanggul, kami segera informasikan agar warga bersiap. Karena air bisa limpas kapan saja,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).
Maman menuturkan, setiap musim hujan warga selalu dihantui rasa cemas karena banjir bisa datang tiba-tiba, bahkan di tengah malam.
“Bayangkan, orang lain tidur nyenyak, kami berjibaku menyelamatkan diri. Harapan kami, tahun ini tidak terjadi banjir lagi,” katanya.
Hal senada disampaikan Kuwu Desa Cilengkrang, Suhardi atau Edo. Ia menyebut, posisi desa yang diapit dua sungai membuat wilayahnya sangat rawan banjir.
“Kami bersama warga siaga di pinggir sungai untuk memantau debit air. Jika mulai naik, langsung diinformasikan ke masyarakat agar bersiap,” ujarnya.
Menurut Edo, pihak desa sudah berupaya membersihkan saluran air dan mengatur jadwal piket warga untuk berjaga saat hujan deras.
“Setiap malam kami tetap waspada. Banjir sangat merugikan, baik secara materi maupun nonmateri,” tambahnya.
Dengan adanya peringatan dari BMKG dan curah hujan yang mulai meningkat, masyarakat pesisir dan dataran rendah di Cirebon diimbau meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah diminta segera menyiapkan langkah mitigasi agar dampak banjir rob maupun luapan sungai dapat diminimalkan.
(Jak/Pra)




