Ragam

Tragedi Tenggelamnya Dua Mahasiswa Polindra: Keselamatan di Alam Terbuka yang Kerap Terlupakan

TRAGEDIT tenggelamnya dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) saat melakukan kegiatan arung jeram di Sungai Cimanuk kembali mengingatkan kita bahwa keselamatan sering kali menjadi hal yang terabaikan dalam aktivitas di alam terbuka.

Kegiatan seperti susur sungai, arung jeram, atau pendakian gunung sejatinya bertujuan untuk membangun karakter, kekompakan, dan kecintaan terhadap alam.

Namun, tanpa perencanaan matang dan kesiapan teknis yang memadai, kegiatan tersebut justru bisa berujung petaka. Dalam kasus di Bendung Karet Bangkir, cuaca dan kondisi arus sungai yang deras seharusnya menjadi peringatan awal untuk menunda kegiatan.

Tragedi ini menyoroti pentingnya standar keselamatan dalam setiap kegiatan mahasiswa di alam. Institusi pendidikan, termasuk kampus, perlu memastikan bahwa setiap kegiatan lapangan dilakukan dengan pengawasan ketat dan pendampingan instruktur berpengalaman.

Penggunaan alat keselamatan seperti jaket pelampung, helm, dan pemetaan risiko medan harus menjadi syarat mutlak, bukan formalitas.

Pemerintah daerah dan aparat juga memiliki peran penting dalam menyiapkan sistem early warning serta rambu peringatan di titik-titik berbahaya sungai dan bendungan.

Edukasi tentang bahaya arus deras dan pusaran air pun perlu disosialisasikan, khususnya di wilayah yang sering dijadikan lokasi kegiatan luar ruang.

Kita semua tentu berharap dua mahasiswa yang hilang segera ditemukan. Namun lebih dari itu, peristiwa ini harus menjadi pelajaran bersama agar setiap kegiatan di alam terbuka mengutamakan prinsip “safety first” di atas segalanya.

Tragedi tidak seharusnya menjadi pengingat setiap kali nyawa telah melayang, keselamatan harus menjadi budaya, bukan reaksi sesaat.***

Related Articles

Back to top button