Ekonomi & Bisnis

Kisah Desa Tambakbaya Olah Sampah, Ubah Limbah Jadi Rupiah Bersama ODGJ

kacenews.id-KUNINGAN-DI Desa Tambakbaya Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan, tumpukan sampah bukan lagi jadi pemandangan yang mengganggu. Justru, dari sampah-sampah itulah muncul kehidupan baru — bagi desa, bagi lingkungan, dan bagi mereka yang dulu tersisih dari masyarakat: para ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Desa ini punya cara unik mengolah limbah rumah tangga. Lewat tangan dingin Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tambakbaya dan Rumah Singgah Graha Berdaya, tempat rehabilitasi para ODGJ, tumpukan sampah kini disulap menjadi sumber penghasilan. Mereka mempekerjakan 10 orang dalam pengelolaan ini, mulai dari tukang angkut, operator pemilah, hingga pembuat paving blok. Semua pekerjanya adalah ODGJ yang telah pulih dan dibekali keterampilan baru.
“Sebelum sampah dimasukan ke alat pembakaran, terlebih dahulu dilakukan pemilahan. Sampah organik dimasukkan ke dalam insinerator dan keluar berbentuk kristal, sementara sampah plastik dicacah sebagai bahan baku produksi barang lain. Semua limbah bisa menjadi barang berharga sesuai peruntukannya,” kata Ketua BUMDes Tambakbaya, Dian Kurniawan Agung (45), saat ditemui di lokasi pengolahan, Minggu (9/11/2025).
Dian menuturkan, ide ini berawal dari dorongan sang kepala desa, Lukman Mulyadi, yang akrab disapa “Bapa Uing”. Selain menjabat sebagai Kuwu Tambakbaya, Lukman juga memimpin Yayasan Graha Berdaya yang menangani ratusan ODGJ di Kabupaten Kuningan. Dari sinilah muncul gagasan, bagaimana jika mereka diberdayakan melalui kegiatan yang nyata, mengolah sampah.
“Awalnya kami belajar secara otodidak, dengan peralatan sederhana. Walau baru berjalan empat bulan dan belum menghasilkan keuntungan besar, paling tidak Desa Tambakbaya kini bersih dari sampah,” ujar Dian.
Namun, perjalanan itu belum tanpa kendala. Peralatan masih terbatas, insinerator kecil, alat pencetak paving yang masih manual, dan belum adanya kendaraan angkut memadai. “Kami juga ingin menjalin kerja sama dengan desa tetangga supaya bahan baku sampah lebih banyak. Sekarang justru kami kekurangan sampah untuk produksi paving blok,” tambahnya sambil tersenyum.
Sementara itu, Kepala Desa Tambakbaya, Lukman Mulyadi, memiliki prinsip kuat dalam membangun desa, tidak meminta bantuan sebelum benar-benar siap. “Kami ini ingin maju dulu baru dibantu, bukan dibantu dulu lalu baru maju,” tegasnya.
Menurut Lukman, desa terus berupaya melengkapi sarana pengolahan sampah, termasuk insinerator berkapasitas lebih besar agar ramah lingkungan. “Insya Allah, secara bertahap kami akan berupaya agar penanganan sampah maupun limbah di Desa Tambakbaya lebih sempurna lagi,” ujarnya.
Kini, desa kecil di lereng Kuningan ini bukan hanya dikenal karena inovasi pengolahan sampahnya, tapi juga karena kepeduliannya terhadap kemanusiaan. Dari limbah yang tak lagi berguna, Desa Tambakbaya membuktikan bahwa keberkahan bisa datang dari tempat yang paling tidak disangka, bahkan mengembalikan harapan bagi mereka yang dulu sempat kehilangan arah hidup.(Sul)

Related Articles

Back to top button