CirebonRaya

17 Siswa SDN 2 Setu Wetan Diduga Keracunan MBG

kacenews.id-CIREBON-Dunia pendidikan kembali menjadi sorotan. Pasalnya, sebanyak 17 murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Setu Wetan Desa Setu Wetan Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG).

Bahkan, 17 murid yang diduga keracunan MBG langsung dilarikan ke Puskesmas Plered Kabupaten Cirebon, Selasa (4/11/2025).

Menurut informasi, menu MBG yang dibagikan kepada para siswa terdiri atas soto ayam bening, nasi putih, kol rebus, tauge, tempe goreng, dan buah anggur merah.

Namun, tidak lama setelah menyantap makanan tersebut, sejumlah siswa mulai mengeluh pusing, mual, dan sebagian mengalami muntah.

Sehingga, beberapa siswa yang terlihat lemas langsung dibawa ke Puskesmas Plered oleh guru dan orang tua. Sementara, pihak sekolah segera melaporkan kejadian itu kepada pemerintah desa dan dinas kesehatan setempat.

Sementara situasi di Puskesmas Plered hingga sore tampak belasan anak terbaring di ruang observasi dengan selang infus di tangan.

Beberapa di antaranya masih terlihat pucat namun sudah mulai membaik. Sejumlah orang tua terlihat mendampingi sambil menenangkan anak-anak mereka.

Yuni (34 tahun), salah satu orang tua korban, mengatakan, anaknya mulai merasa tidak enak badan beberapa jam setelah menyantap makanan MBG.

“Awalnya cuma bilang pusing dan mual setelah makan MBG, tapi tidak lama langsung muntah dan lemas,” ujarnya.

Sementara itu, melihat adanya belasan siswa yang diduga keracunan MBG, pihak puskesmas memberikan penanganan medis berupa infus dan obat pereda mual.

Petugas kesehatan juga mengambil sampel sisa makanan untuk diteliti lebih lanjut.

“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Dugaan sementara memang ada kemungkinan keracunan makanan, tapi penyebab pastinya masih diselidiki,” kata salah satu petugas medis di Puskesmas Plered.

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya sejumlah siswa yang mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap makanan MBG yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Setu Kulon.

“Hari ini kami mendapat laporan bahwa ada makanan MBG yang dikonsumsi anak-anak SD di SDN 2 Setu Wetan. Setelah makan, mereka mengalami gejala mual-mual dan langsung dibawa ke Puskesmas,” ujarnya,

Menurutnya, dari 20 siswa yang sempat dirawat, sebanyak 13 siswa telah dipulangkan, sementara 7 siswa masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Plered.

Akibat kejadian itu, lanjut Sumarni, Tim Inafis Satreskrim Polresta Cirebon telah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji di laboratorium guna memastikan penyebab keracunan. Polisi juga telah memeriksa dan memintai keterangan relawan SPPG yang menyalurkan makanan tersebut.

“Reskrim kami sudah mengambil sampelnya dan mengecek kembali ke SPPG. Secara dokumen, sertifikasi dan alur higienitasnya lengkap. Kami tinggal menunggu hasil uji laboratorium dari makanan itu,” jelasnya.

Sumarni juga menyebut, dari hasil pengecekan di lapangan, menu MBG berupa soto ayam tersebut disalurkan ke delapan sekolah. Namun, hanya SDN 2 Setu Wetan yang melaporkan kasus keracunan.

“Dari delapan sekolah penerima menu itu, hanya SDN 2 Setu Wetan yang mengalami kasus ini. Kami akan lakukan uji lebih lanjut untuk memastikan apakah ada kandungan tertentu yang menyebabkan anak-anak mual,” tambahnya.

Ia memastikan pihaknya akan terus mengawasi pelaksanaan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami meminta seluruh pihak yang terlibat baik SPPG, supplier, maupun pengelola untuk terus meningkatkan higienitas dan menjalankan SOP dengan ketat. Jangan sampai ada hal-hal yang membahayakan kesehatan anak-anak penerima manfaat,” tegasnya.

Kepala Puskesmas Plered, dr Dewi Waskito Ningtiyas mengatakan, pihaknya menangani pasien keracunan sebanyak 17 siswa dari SDN 2 Setu Wetan. “Kebanyakan mengeluhkan pusing dan mual. Tapi, alhamdulillah sudah berangsur membaik. Dan sudah pada pulang,” singkatnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hendra Nirmala mengatakan, telah menerima laporan tersebut. “Dengan kejadian ini tentunya pemerintah kabupaten menyanyangkan, intinya ini terjadi karena adanya ketidaktegasan terutama pihak SPPG,” kata Hendra.

Hendra menegaskan, pihak SPPG bertanggung jawab terhadap kualitas makanan. “Sekali lagi, kami menyanyangkan. Ini evaluasi serius buat SPPG Setu Kulon agar lebih optimal sehingga makanan yang dihasilkan dari semua dapur, semua SPPG yang ada di pemerintah, ini betul-betul memenuhi higienis, kemudian memenuhi kalori, protein dan sebagainya dan aman dikonsumsi oleh penerima,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SPPG Setu Kulon, Muhfidz mengatakan, bahwa dugaan keracunan itu berasal dari bahan baku ayam yang disajikan dalam menu MBG berupa soto.

“Dugaanya sih dari ayam yang ada di menu soto, padahal sebelum dibagikan, ayam itu kondisi aman, kami akan evaluasi lagi terhadap suplier – suplier nya,”katanya. (Iwan/KC)

Related Articles

Back to top button