Ekonomi & Bisnis

Makanan Ringan Jadi Menu MBG di Sekolah, Ahli Gizi Dinkes: Sesuai Ketentuan Harus yang Dimasak

kacenews.id-CIREBON-Pemberikan Makan Bergizi Gratis (MBG) akhir-akhir ini menjadi sorotan. Pasalnya ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Talun memberikan makan ringan atau kemasan kepada siswa sekolah yang mendapatkan program dari Presiden Prabowo tersebut.

Melihat paket MBG berupa makan ringan dan kemasan, sejumlah orang tua di salah satu sekolah swasta di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan menu tersebut.

Karena menu yang disiapkan untuk anak-anak sekolah tersebut dinilai tidak sesuai dengan prinsip makanan bergizi seimbang dan justru didominasi oleh produk olahan pabrikan.

Kata para orang tua, paket MBG yang dibagikan kepada siswa-siswi berisi biskuit gandum kemasan, donat, susu UHT, dan pisang.

Meskipun secara tampilan terlihat menarik, menu itu dianggap kurang mewakili konsep makanan bergizi seimbang karena sebagian besar merupakan makanan olahan dengan kadar gula dan lemak tinggi.

“Kami sebagai orang tua sangat khawatir kalau anak-anak malah terbiasa makan yang instan dan manis-manis. Harusnya kalau namanya pemenuhan gizi, menunya lebih alami dan bervariasi, bukan makanan kemasan pabrikan,” kata orang tua siswa yang engan disebutkan namanya, Senin (27/10/2025).

Orang tua siswa menyoroti dengan diberikan makanan ringan atau kemasan, kemungkinan adanya bahan tambahan seperti pewarna, pemanis, dan pengawet buatan.

Menurutnya makanan seperti biskuit dan donat kemasan bukan termasuk kategori makanan sehat jika dikonsumsi rutin oleh anak-anak usia sekolah dasar.

“Donat dan biskuit itu jelas pakai bahan tambahan pangan. Kalau cuma sesekali mungkin tidak masalah, tapi kalau jadi program rutin, kami keberatan,” katanya.

Mereka menilai pemerintah seharusnya lebih ketat dalam menyeleksi penyedia makanan yang bekerja sama dengan SPPG, mengingat program MBG diklaim bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, bukan sekadar memberi makanan cepat saji.

Orang tua siswa mendesak agar pihak SPPG maupun dinas terkait segera melakukan evaluasi terhadap standar menu MBG di sekolah.

Mereka menilai penyedia makanan perlu diwajibkan menggunakan bahan segar dan memenuhi standar gizi yang jelas, bukan mengandalkan produk kemasan.

“Kami tidak ingin program pemerintah yang sebenarnya baik malah disalahgunakan. Anak-anak harus mendapat asupan yang benar-benar sehat, bukan sekadar mengenyangkan,” ujarnya.

Semantara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaini menyebut makanan bergizi gratis (MBG) yang diberikan kepada para siswa harus dimasak. Tidak bokeh diberikan dalam bentuk makanan ringan atau kemasan.

“Jadi menu makanannya harus dimasak, tidak boleh dalam bentuk makanan ringan,” singkatnya.

Di tempat yang berbeda, Ketua tim Kerja Kesehatan Kelurga dan Gizi Dinkes Kabupaten Cirebon, Musrifah menyayangkan bahwa pemberian makanan gizi gratis (MBG) mengunakan makanan olahan pabrikan.

Menurutnya dari Ahli Gizi sendiri tujuan MBG sendiri salah satunya ada unsur edukasi, merubah prilaku konsumsi kepada menerima manfaat.

“Saya idealisnya sebagai seorang ahli gizi lebih menyarankan real food dari pada makanan olahan. Karena dari sisi edukasinya disitu muncul dari program MBG. Kita mengajarkan anak-anak untuk bisa makan real food bukan olahan kalau di MBG memakai makanan olahan dikwatirkan akan tertanam bahwa makanan olahan itu sehat,” katanya.

Ia mengetahui kalau banyak SPPG memberikan makanan olahan kepada siswa-siswi yang menerima Program MBG. Akan tetapi pihaknya belum mengetahui Petunjuk Teknis (Juknis) dari Badan Gizi Nasional (BGN) itu sendiri.

“Banyak laporan kalau setiap hari sabtu ada SPPG menganti makanan real food menjadi makanan olahan seperti biskuit, roti dan susu serta sebagainya. Karena kita tahu roti biskuit kandungan gulanya cukup tinggi, sedangkan susu kebanyakan susu yang diberikan kandungan susunya sedikit cuma dikasih campuran air dan gula. Kami dari Ahli Gizi tidak menyarankan,” katanya.

Seperti diketahui program MBG yang dijalankan melalui SPPG merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperbaiki pola konsumsi anak sekolah dan menekan angka stunting. Dan program MBG ini merupakan salah satu janji politik Presiden Prabowo Subianto.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button