Ragam

Jangan Goyahkan Program Bergizi

KABAR dugaan keracunan peserta program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah dasar di Kota Cirebon sempat mengguncang publik. Tidak sedikit yang langsung menuding program ini gagal, bahkan berpotensi membahayakan anak-anak.

Namun hasil pemeriksaan medis dan klarifikasi dari Dinas Kesehatan membuktikan, tudingan itu tidak sepenuhnya benar. Kasus yang semula dikira keracunan makanan ternyata disebabkan oleh gangguan maag pada salah satu siswa, yang diketahui belum sarapan sebelum mengonsumsi makanan dari program MBG. Klarifikasi ini penting, bukan sekadar untuk memulihkan nama baik penyelenggara program, tetapi juga untuk mengingatkan publik agar tidak mudah terjebak dalam simpang siur informasi.

Di era digital, kabar yang setengah benar bisa meluas lebih cepat daripada fakta yang telah diverifikasi. Padahal, dampaknya bisa fatal, menciptakan keresahan, menurunkan kepercayaan masyarakat, dan bahkan menghambat pelaksanaan program yang sejatinya bermanfaat bagi banyak siswa. Program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki gizi anak sekolah, sekaligus memastikan mereka memiliki energi dan konsentrasi belajar yang optimal.

Namun, keberhasilan program ini tidak bisa hanya diukur dari distribusi makanan semata. Aspek edukasi gizi, kesehatan lambung, dan kebiasaan makan anak juga menjadi faktor penting.

Kasus di SD Kesenden menunjukkan bahwa pemahaman tentang pola makan sehat dan kebiasaan sarapan masih perlu ditingkatkan, baik di kalangan siswa maupun orang tua.

Pemerintah daerah, sekolah, dan penyedia layanan makanan perlu belajar dari peristiwa ini. Pengawasan terhadap kebersihan dan komposisi menu memang mutlak, tetapi komunikasi publik juga tak kalah penting.

Setiap informasi terkait kesehatan peserta harus disampaikan dengan transparan, cepat, dan berbasis data, agar tidak memunculkan spekulasi.

Sementara itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam menanggapi isu yang menyangkut layanan publik. Jangan sampai satu kasus yang belum jelas kebenarannya dijadikan dasar untuk menilai program secara keseluruhan.

Program Makan Bergizi Gratis bukan tanpa kekurangan, tetapi manfaatnya jauh lebih besar jika dijalankan dengan pengawasan ketat dan partisipasi bersama.

Cirebon membutuhkan kerja sama semua pihak agar niat baik pemerintah untuk menyehatkan anak bangsa tidak terganggu oleh isu yang terburu-buru disimpulkan. Kewaspadaan boleh, tapi kebijaksanaan dalam menilai fakta jauh lebih penting.***

Related Articles

Back to top button