Pendidikan

Riset Kolaborasi ke Malaysia, UIN Siber Cirebon Siapkan Masjid Kampus sebagai Pusat Kesehatan Mental Mahasiswa

kacenews.id-CIREBON-Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) terus berinovasi dalam membangun ekosistem kampus siber yang unggul dalam beragam hal.

Terbaru, tim riset UINSSC melakukan benchmarking ke International Islamic University Malaysia (IIUM) untuk mempelajari dan mereplikasi program Masjid Sultan Haji Ahmad Shah (SHAS) yang terkenal berhasil memperkuat prestasi akademik dan kesehatan mental mahasiswa.

Kegiatan benchmarking sendiri merupakan bagian dari riset kolaboratif internasional yang digagas oleh Dr H Ahmad Yani M.Ag (UINSSC) bersama Fajaruddin (Universitas Muhammadiyah Surakarta) dan Dr. Moh. Lukman (aktivis Masjid SHAS sekaligus dosen IIUM Malaysia).

Penelitian tersebut bertajuk ‘Replikasi Program Pendidikan Masjid SHAS IIUM untuk Memperkuat Prestasi Akademik dan Kesehatan Mental Mahasiswa di Masjid Al-Jami’ah UINSSC’.

Menurut Ahmad Yani, program Masjid SHAS IIUM menjadi rujukan karena terbukti efektif menciptakan lingkungan kampus yang harmonis antara pengembangan akademik, pembinaan ruhani, dan kesehatan mental mahasiswa.

“Kami ingin menghadirkan model serupa di Masjid Al-Jami’ah UINSSC, agar mahasiswa kami memiliki semangat belajar yang tinggi sekaligus keseimbangan spiritual,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, riset ini tidak hanya sebatas studi banding, tetapi juga mencakup adaptasi program berbasis data dan konteks lokal, sehingga konsep pendidikan masjid yang diterapkan di UINSSC benar-benar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Indonesia, khususnya di era digital.

Bukan hanya itu, hasil benchmarking ini, lanjut dia, UINSSC berharap Masjid Al-Jami’ah dapat menjadi pusat pembinaan ruhani dan mental mahasiswa berbasis teknologi siber, yang mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan prestasi akademik dan kesejahteraan psikologis mahasiswa.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen UINSSC dalam mengintegrasikan ilmu, iman, dan teknologi, sekaligus memperkuat posisinya sebagai universitas Islam siber pertama di Indonesia yang membawa nilai-nilai keislaman ke ranah global.

“Kami ingin membangun masjid kampus yang hidup, bukan hanya sekedar tempat ibadah, tapi juga ruang pembentukan karakter, pusat literasi Islam, dan penguatan mental generasi muda,” pungkas Ahmad Yani.

Sementara itu, Assistant Religious Officer Masjid SHAS IIUM, Mr. Sharul Hisham bin Idzahar, menyambut baik langkah UINSSC yang tertarik mempelajari sistem pembinaan mahasiswa di masjid SHAS.

“Visi kami ingin menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan ruhani bagi seluruh sivitas akademika IIUM. Karena itu, kami senang jika model ini bisa diadaptasi di kampus lain,” ujarnya.

Dia menjelaskan, salah satu program unggulan yang dijalankan di Masjid SHAS yakni Ibadah Camp, yaitu kegiatan penguatan spiritual dan sosial yang wajib diikuti oleh semua sivitas akademika.

Hal itu dimulai dari pimpinan universitas hingga mahasiswa. Kegiatan ini dirancang menggunakan modul terstruktur untuk menumbuhkan kepekaan sosial, disiplin, dan ketenangan batin.

Selain itu, program Imaratul Masjid juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berperan aktif mengelola kegiatan keislaman di kampus.

Salah satu aktivisnya, Huda binti Muhammad Sharifuddin, mengaku mendapat banyak manfaat dari keterlibatannya di Masjid SHAS.

“Saya menjadi lebih fokus dalam belajar, lebih tenang, dan termotivasi untuk terus berprestasi. Yang paling berkesan adalah rasa kebersamaan dengan mahasiswa dari berbagai negara,” pungkasnya. (Iskandar).

Related Articles

Back to top button