Pendidikan

Tingkatkan Mutu Pendidikan Islam, FITK UIN Siber Cirebon Gelar NGOPI dengan Komisi VIII DPR RI

 

 

 

 

kacenews.id-CIREBON-Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam) bertema “Implementasi Kebijakan KSKK dalam Peningkatan Mutu Pendidikan RA, Madrasah, dan Vokasi”.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dengan Komisi VIII DPR RI, menghadirkan narasumber utama, H. Maman Imanulhaq, anggota DPR RI yang dikenal sebagai tokoh pendidikan Islam progresif.

Dekan FITK, H. Saifuddin, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan NGOPI kali ini di kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

“Kegiatan NGOPI ini telah berjalan di 16 titik, dan Alhamdulillah kali ini hadir di kampus kita. Semoga forum ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa FITK yang dikenal sebagai fakultas dengan jumlah mahasiswa terbesar di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan rencana pemekaran fakultas menjadi Fakultas Sains dan Teknologi, yang diharapkan segera terealisasi dengan dukungan berbagai kementerian.Termasuk kehadiran Komisi VIII DPR RI dapat memberikan dorongan kebijakan untuk percepatan pembentukan fakultas baru dan penguatan industri halal berbasis pendidikan di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Sementara itu, Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik, H. Ayus A. Yusuf, mengemukakan pentingnya peningkatan mutu dan standar akademik sebagai fondasi menuju akreditasi unggul dan reputasi global.

“Jika kita ingin menjadi universitas unggul, maka seluruh elemen harus memiliki standar mutu yang jelas dan terus ditingkatkan. Milestone pencapaian harus diperhatikan agar langkah kita menuju keunggulan terukur dan berkelanjutan,” tuturnya.

Ia mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam mendukung berbagai program strategis kampus menuju universitas siber Islam yang unggul dan mendunia.

Dalam pemaparannya, H. Maman Imanulhaq menguraikan secara komprehensif tentang potret pendidikan madrasah di Indonesia, mulai dari sejarah hingga tantangan kontemporer.Ia menyoroti sejumlah persoalan mendasar, seperti kurikulum yang masih berorientasi pada konten, minimnya integrasi antara agama dan sains, kurangnya pelatihan TIK bagi guru, serta sistem akreditasi yang belum sepenuhnya berbasis data digital. Sebagai solusi, Maman menekankan pentingnya reformasi kurikulum dan budaya mutu pendidikan.

Ia menyampaikan inisiatif ‘Madrasah Digital 4.0’ (2025) yang meliputi penerapan e-learning berbasis Google Classroom, e-raport, EMS NextGen, digitalisasi administrasi, hingga kolaborasi dengan startup Edutech Muslim seperti Ruang Guru SantriKoding dan platform sejenis.

“Saat ini sudah ada 2.100 madrasah pilot project yang menerapkan blended learning. Bahkan santri sudah bisa menulis kitab kuning dengan bantuan AI. Madrasah bukan hanya tempat belajar agama, tetapi laboratorium masa depan bangsa. Mari kita bangun madrasah yang berakar pada nilai Islam, berdaya dalam teknologi, dan berorientasi pada kemanusiaan,” katanya.

Maman pun berpesan kepada mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon agar memiliki semangat juang dan mental tangguh dalam menghadapi era digitalisasi

“Menjadi mahasiswa UIN harus bahagia dan siap bertarung. Islam mengajarkan kita untuk memiliki imajinasi, komunikasi, kompetisi, dan sinergi, seperti yang dicontohkan Nabi Adam,” katanya.

Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, H. Aan Jaelani, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran narasumber dan dukungan Komisi VIII DPR RI terhadap pengembangan kampus.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan perhatian terhadap UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Kita perlu terus mengembangkan ilmu berbasis teknologi tanpa meninggalkan akar sejarah dan nilai keislaman. Apalagi Cirebon memiliki warisan intelektual dan spiritual yang kuat,” ucapnya.

Rektor juga menyoroti tiga fungsi utama UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, salah satunya sebagai Frontier of Islamic Education. Ia menekankan pentingnya peningkatan literasi membaca di kalangan anak-anak madrasah, yang menjadi fokus program KKN mahasiswa.

“Kami menemukan masih banyak anak yang kesulitan membaca. Karena itu, mahasiswa kami turun langsung ke madrasah-madrasah untuk mengajar, sebagai bentuk pengabdian nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam di Indonesia,” tuturnya.(Fa)

 

Related Articles

Back to top button