Finansial

Warmindo Takut Jadi Mangsa Burjo Burneo, Waspada Invasi Pemodal Besar

kacenews.id-KUNINGAN-Di balik asap hangat mi instan dan ramainya obrolan di Warmindo (Warung Makan Indomie) Yogyakarta, tersimpan kekhawatiran besar. Sekitar 5.000 warga asal Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat menggantungkan hidupnya pada 800 outlet Warmindo namun kini merasa terancam.

Kecemasan terbesar para pengusaha adalah dengan munculnya kompetitor bermodal kuat yang berasal dari luar daerah.

Nama-nama seperti Burjo Burneo dan Burjo Andeska menjadi hantu menakutkan bagi Warmindo tradisional Kuningan. Mereka dikuasai oleh pemodal raksasa eksternal.

Ancaman tersebut tidak main-main. Ketika sebuah warung bubur kacang ijo (Burjo) atau Warmindo dikuasai oleh pemodal besar, maka pengusahanya mampu membayar sewa tempat lebih tinggi, melakukan promosi lebih masif, bahkan menawarkan gaji yang lebih menarik sehingga berpotensi merebut pekerja-pekerja andalan asal Kuningan yang sudah terlatih.

Ini adalah perang dingin kuliner di mana modal kecil melawan kapital raksasa.

“Kami khawatir pekerja asal Kuningan direkrut pengusaha besar dari Kalimantan. Ditambah lagi munculnya pesaing seperti Burjo Burneo dan Burjo Andeska yang kini dikuasai pemodal luar daerah,” ujar Ketua Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK), Andi Waruga, baru-baru ini.

Sementara itu, perbankan seringkali sulit melakukan survei dan analisis kelayakan kredit karena perbedaan domisili.

Banyak pengusaha Warmindo yang berdomisili di Kuningan namun operasional usaha di Yogyakarta. Kondisi ini secara otomatis menjadi hambatan birokrasi perbankan.

Alhasil, Warmindo yang sebenarnya potensial untuk berkembang, gagal mendapatkan akses modal murah untuk renovasi, ekspansi atau bahkan sekadar bertahan dari gempuran pesaing.

Tanpa suntikan dana segar, Warmindo Kuningan akan sulit melawan strategi agresif dari kompetitor bermodal besar.

Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar menegaskan, Warmindo harus “tetep jadi ikon urang Kuningan” sehingga pemerintah daerah (Pemda) menjamin untuk hadir menemani, merawat dan menguatkan.

Ada beberapa solusi strategis untuk memutus jebakan modal dan melawan pesaing raksasa. Pertama, pembentukan koperasi sebab diyakini menjadi jalan tengah untuk kemudahan akses permodalan.

Lewat wadah tersebut, para pengusaha bisa saling menopang, mendapatkan pinjaman lebih mudah dan membangun kekuatan ekonomi bersama.

Kedua, fasilitasi Bank Kuningan yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Kuningan. Untuk dirinya memerintahkan bank tersebut untuk hadir dan secara khusus melayani kesulitan permodalan para pengusaha Warmindo di perantauan.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kuningan, Wahyu Hidayah mengutarakan, pemda akan selalu hadir bagi warganya baik yang tinggal di Kuningan maupun luar daerah termasuk di Yogyakarta.

Apalagi, para perantau adalah duta Kuningan yang sesungguhnya. Semangat, kerja keras dan keberaniannya telah membawa nama baik daerah.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah & Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin), Carlan, memastikan juga untuk membantu.

Di antaranya dengan pelatihan manajemen usaha dan program mentoring agar Warmindo Kuningan bisa “naik kelas” menjadi usaha modern yang memiliki daya saing kuat.(Yan)

Related Articles

Back to top button