Ayumajakuning

Jaga Lingkungan Sehat Bernilai Ekonomi, Uniku Luncurkan Inovasi Ubah Sampah Jadi Berkah

kacenews.id-KUNINGAN-Di Desa Mancagar Kecamatan Lebakwangi Kabupataen Kuningan, ada musuh tak kasat mata berupa limbah rumah tangga. Setiap hari, tumpukan sampah tersebut terus bertambah bahkan mencapai 525 kilogram per harinya. Sedangkan desa setempat belum mempunyai sistem pengelolaan memadai.

Kondisi demikian menjadi ancaman serius terutama bagi kesehatan anak-anak sebab berdasarkan data Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Lebakwangi sangat mengkhawatirkan.

Ada 36 kasus diare pada balita per tahun. Angka itu setara 15,6 kasus per 1.000 anak. Artinya, limbah yang tak terkelola jadi penyebab utama. Namun di tengah kondisi tersebut, Universitas Kuningan (Uniku) yang merupakan perguruan tinggi swasta terbesar di Kota Kuda, datang membawa solusi dengan mengubah limbah rumah tangga menjadi peluang atau dari dari masalah kesehatan menjadi sumber penghasilan.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Uniku, Ragel Trisudarmo bersama anggotanya meluncurkan program inovatif dengan tujuan ganda. Yakni mencegah diare dan meningkatkan ekonomi. Tanpa disangka, peluncuran program disambut baik warga termasuk ibu-ibu, kader PKK, kader kesehatan dan aparat Desa Mancagar.

“Saya senang melihat antusiasme warga. Ini sinyal positif. Tapi perlu diketahui, program ini pun melibatkan banyak pihak,” ujarnya, Senin, (1/9/2025).

Di antaranya, Dosen Politeknik Kuningan Medical Center (KMC), Dwi Lestari Anugerahwati yang ikut berpartisipasi dengan membeberkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uniku, Nurul Siti Jahidah juga berkontribusi karena melatih warga mengenai manajemen usaha. Warga dibekali cara-cara memasarkan produk digital.

Menurutnya, program yang diluncurkan fokus pada pelatihan praktis. Warga belajar olah limbah. Minyak jelantah diubah jadi lilin aromaterapi. Juga jadi sabun padat dan cair. Limbah sisa makanan tidak dibuang. Justru dibudidayakan jadi maggot. Maggot ini pakan ternak alami.

Kotorannya, yang disebut kasgot, jadi pupuk organik berkualitas. Selain itu, warga juga dilatih buat kompos. Kompos padat dan pupuk cair organik. Mereka pakai bahan lokal.

Tekniknya pun sederhana. Produk-produk ini kemudian dikemas menarik. Lalu dipasarkan lewat media sosial. Juga platform marketplace lain.

“Upaya ini dorong terciptanya peluang usaha baru. Jumlah limbah berkurang signifikan. Ekonomi warga meningkat. Ini bukti nyata, sampah bisa jadi berkah,” katanya.

Lebih lanjut ia menerangkan, program yang diterapkan di Desa Mancagar kali ini selaras dengan ASTA CITA, kerangka pembangunan nasional karena ada tiga pilar utama yang dicapai. Pertama, peningkatan kualitas hidup. Penurunan kasus diare tingkatkan produktivitas.

Kedua, pembangunan berkelanjutan. Program ini terapkan prinsip ekonomi sirkular. Ketiga, penguatan ekonomi kerakyatan. Limbah diubah jadi usaha mikro.

“Sinergi ini menciptakan dampak ganda sebab kesehatan warga terjaga dan ekonomi keluarga terangkat. Uniku buktikan peran nyata bahwa perguruan tinggi bisa membantu menyelesaikan masalah,” ucapnya.(Ya)

Related Articles

Back to top button