CirebonRaya

Pasca Unjuk Rasa Anarkis, Gedung DPRD Kabupaten Cirebon Dibersihan Ditemukan Bom Molotov dan Data Dewan raib

kacenews.id-CIREBON-Pembersihan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Senin (1/9/2025) pasca aksi unjuk rasa anarkis yang berlangsung Sabtu (30/8/2025), memunculkan temuan baru yang memperkuat dugaan kerusuhan telah direncanakan dengan skema yang matang.

Terbukti, sebuah botol yang diduga bom molotov ditemukan masih utuh di area gedung dewan. Temuan itu muncul ketika tim gabungan dari BPBD, Damkar, DLH, Satpol PP, TNI, dan sekretariat DPRD melakukan pembersihan puing, pecahan kaca, dan sisa kebakaran di sejumlah ruang utama, termasuk ruang rapat paripurna, ruang komisi, hingga ruang pimpinan.

“Saat pembersihan, kami menemukan botol yang diduga bom molotov. Kondisinya utuh, tidak pecah,” ungkap Faozan, salah seorang petugas pembersihan.

Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Drs. H. Dadang Suhendra, membenarkan bahwa pembersihan tidak hanya berfokus pada sampah dan kaca, tetapi juga memastikan area benar-benar steril dari benda berbahaya.

“Damkar mengirim satu pleton atau 30 personel, termasuk satu unit mobil pemadam yang standby. Sampah kaca sudah terkumpul dua mobil dan langsung dibawa ke TPA untuk dipilah,” jelasnya.

Menurut Dadang, pecahan kaca harus ditangani khusus agar tidak menimbulkan risiko kebakaran. Sementara itu, botol molotov yang ditemukan akan menjadi catatan serius bagi pihak berwenang.

Hingga kini, DPRD Kabupaten Cirebon belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Namun, temuan molotov memunculkan pertanyaan besar, apakah kerusuhan Sabtu lalu spontanitas aksi massa, atau sudah direncanakan secara sistematis?

Pembersihan gedung dijadwalkan berlanjut hingga seluruh area kembali steril dan aman digunakan. Namun, di balik puing-puing yang dibersihkan, dugaan adanya skenario terencana dalam kerusuhan ini kini menjadi sorotan utama.

Sementara itu, aksi penjarahan dan pengrusakan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon pada Sabtu (30/8/2025) lalu, bukan hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga berpotensi mengganggu layanan publik. Sejumlah aset vital milik Pemkab Cirebon ikut terdampak, mulai dari fasilitas informasi, ruang terbuka hijau, hingga sarana perkantoran.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Hendra Nirmala mengatakan, saat ini pemerintah daerah masih melakukan inventarisasi atas kerugian yang timbul. Pihaknya menegaskan, kerusakan tidak hanya menimpa gedung DPRD, namun merembet ke aset Diskominfo dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Kerugian sedang dihitung. Bukan hanya gedung dewan yang terkena, tetapi juga megatron milik Diskominfo, lampu taman, hingga fasilitas galeri di Taman Pataraksa. Semua akan dihitung oleh inspektorat,” ujar Hendra, Senin (1/9/2025).

Ia menambahkan, pemerintah belum bisa memastikan dari pos anggaran mana biaya pemulihan akan ditutup. Skema penggunaan anggaran belanja tak terduga (BTT) melalui BPBD masih dikaji, termasuk kemungkinan pergeseran anggaran dari pos DPRD. “Kita lihat dulu total kerugian. Kalau dari BTT, perlu dipastikan cukup atau tidak. Karena, ini bukan hanya gedung dewan, tapi juga fasilitas publik yang dirusak,” jelasnya.

Kepala Diskominfo Kabupaten Cirebon, Bambang Sudaryanto mengungkapkan, kerusakan terbesar ada pada Megatron di Taman PKK yang hancur total. “Itu aset informasi publik yang cukup vital. Sekarang kondisinya sudah tidak bisa diperbaiki,” katanya.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono menuturkan, fasilitas taman mengalami kerusakan parah. Lampu taman, pot bunga, bangunan kaca galeri di Taman Pataraksa hancur, bahkan rumput sintetis di kawasan taman ikut dijarah. “Belum ada angka pasti. Tapi kerusakan di taman cukup signifikan dan akan memengaruhi estetika ruang publik,” ungkap Dede.

Di sisi lain, DPRD Kabupaten Cirebon juga tengah menghitung kerugian internal, termasuk hilangnya sejumlah data dan dokumen penting.

Sekretariat DPRD masih belum bisa memastikan mekanisme pemulihan, terutama terkait data yang raib akibat aksi anarkis tersebut. Hingga kini, pemerintah menegaskan pemulihan akan dilakukan, namun prosesnya diperkirakan tidak singkat.(Mail)

Related Articles

Back to top button