BP Taskin Kick Off Program Aglomerasi, Kuningan Terlibat Aktif Entaskan Kemiskinan di 25 Desa

kacenews.id-KUNINGAN-Sebuah inisiatif monumental diluncurkan di jantung ibukota. Pemerintah Pusat melalui Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) secara resmi menggelar Kick Off Program Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan di kantor setempat di Grand Kebon Sirih Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Acara tersebut menandai sebuah era baru dalam penanggulangan kemiskinan, di mana kolaborasi multipihak menjadi kunci utama. Sehingga hadir pula Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar ditemani oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan), Wahyu Hidayah. Kehadiran itu sebagai wujud komitmen kuat Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem di wilayahnya.
Di Kantor BP Taskin dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) yang menjadi tonggak penting. Selain Kuningan, seluruh pihak pun terlibat, termasuk para kepala daerah dari Cirebon Raya dan Brebes. Mereka sepakat untuk menyatukan sumber daya guna memaksimalkan program tersebut.
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan, sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat adalah fondasi utama. Pihaknya yakin, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah (Pemda) dan sektor swasta, program tersebut akan menjadi akselerator transformasi sosial-ekonomi yang signifikan.
Menurutnya, pendekatan yang digunakan bukan hanya sebatas bantuan sosial, melainkan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan. Hal itu diwujudkan melalui skema Semi Closed-Loop Supply Chain (SCLSC), sebuah model rantai pasok terintegrasi yang inovatif. Model ini dirancang untuk menghubungkan sektor produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemanfaatan limbah secara efisien. Koperasi ditempatkan sebagai pilar sentral yang akan memberdayakan petani dan komunitas lokal. Inisiatif Aglomerasi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama dalam aspek pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi inklusif. BP Taskin sendiri menargetkan penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 0% dan kemiskinan relatif ke 4,5-5% pada tahun 2029. Dengan komitmen kuat dan strategi yang terarah, kolaborasi ini diharapkan mampu mempercepat pengentasan kemiskinan sekaligus mendorong transformasi ekonomi lokal berbasis komunitas dan koperasi. Langkah ini bukan hanya tentang menolong, melainkan tentang membangun fondasi ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kabupaten Kuningan menjadi salah satu wilayah strategis yang menjadi fokus program tersebut. Mengacu pada data Bappeda, terdapat 25 desa yang masuk dalam kategori miskin ekstrem di lima kecamatan. Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar pernah menyatakan bahwa pemda telah melakukan pendalaman mendalam untuk memahami penyebab utama dan karakteristik kemiskinan di setiap desa.
Desa-desa yang tercatat sebagai desa miskin ekstrem di Kabupaten Kuningan meliputi, Kecamatan Cidahu (5 desa): Datar, Cidahu, Jatimulya, Kertawinangun, dan Nanggela. Kecamatan Cibingbin (5 desa): Ciangir, Cibingbin, Sukaharja, Cisaat, dan Cipondok. Kecamatan Darma (5 desa): Cageur, Paninggaran, Tugumulya, Karangsari, dan Situsari. Kecamatan Kalimanggis (5 desa): Cipancur, Wanasaraya, Kalimanggis Wetan, Kalimanggis Kulon, dan Kertawana. Kecamatan Cimahi (5 desa): Gunungsari, Cimulya, Margamukti, Cimahi, dan Mekarjaya. (Yan)