Opini

Kesehatan: Nikmat Berharga yang Harus Dijaga

Oleh: Asep Firmansyah
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang

Kesehatan adalah aset penting dalam kehidupan. Tanpa kesehatan, potensi dan kemampuan seseorang sulit dimanfaatkan secara maksimal. Ia ibarat modal utama yang menentukan kualitas setiap kegiatan yang kita lakukan. Dengan tubuh yang sehat, bekerja, belajar, beribadah, dan bersosialisasi dapat dijalankan secara optimal dan penuh energi. Sebaliknya, jika kesehatan terganggu, semangat akan merosot, produktivitas menurun, bahkan tugas sederhana pun terasa berat. Harta melimpah, fasilitas serba lengkap, kendaraan mewah, kecerdasan cemerlang, bahkan kedudukan terhormat sekalipun, akan kehilangan nilainya ketika tubuh dan jiwa tak sehat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga dan memelihara kesehatan dirinya melalui pola hidup yang teratur.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan. Pertama, berolahraga secara teratur. Olahraga membantu mengatur berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat tulang, serta memperbaiki suasana hati. Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik terbukti meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5% dan terus mengalami peningkatan dan sebagian besar dipicu oleh gaya hidup sedenter, yakni kebiasaan banyak duduk dan minim aktivitas fisik. Kedua, menjaga pola makan sehat dan bergizi. Banyak orang memilih makanan berdasarkan selera, bukan kebutuhan gizi. Food and Agriculture Organization (FAO) menekankan pentingnya pola makan seimbang yang mencakup karbohidrat kompleks, protein berkualitas, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Konsumsi gula, garam, dan lemak jenuh yang berlebihan terbukti memicu obesitas, hipertensi, dan diabetes. Melalui kampanye “Isi Piringku”, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan setengah piring berisi buah dan sayur, seperempat piring protein, dan seperempat piring karbohidrat. Ketiga, tidur yang cukup dan berkualitas. Tidur 7–9 jam setiap malam sangat penting untuk memulihkan energi, memperbaiki jaringan tubuh, dan menjaga kestabilan emosi. National Sleep Foundation mencatat kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas hingga 30% serta mengganggu konsentrasi dan produktivitas. Kebiasaan begadang tanpa alasan jelas merupakan bentuk penyia-nyiaan nikmat sehat yang sering tidak disadari. Keempat, mengelola stres secara bijak. Tekanan hidup adalah hal wajar, tetapi membiarkannya berlarut-larut, stres dapat merusak kesehatan. Peningkatan hormon kortisol akibat stres kronis melemahkan sistem imun dan memicu penyakit jantung. Aktivitas seperti olahraga ringan, dzikir, membaca Al-Qur’an, meditasi, atau berkumpul bersama keluarga dapat membantu menurunkan tingkat stres secara alami.
Menjaga kesehatan sejatinya adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan. Tubuh kita ibarat aset berharga yang nilainya harus dirawat dengan sungguh-sungguh agar tetap “menghasilkan” energi, kreativitas, dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Sama seperti sebuah mesin yang memerlukan perawatan rutin agar bisa berfungsi optimal, tubuh pun membutuhkan perhatian melalui pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, dan pengelolaan stres yang baik.
Setelah kita mengetahui pentingnya nikmat sehat dan bagaimana menjaga kesehatan, selanjutnya untuk apa kesehatan itu kita gunakan? Nabi Muhammad saw. pernah mengingatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” Pesan ini terdengar sederhana, tetapi sejatinya memiliki makna yang dalam. Kesehatan dan waktu luang adalah dua modal besar yang sering manusia abaikan. Terkadang seseorang baru tersadar ketika keduanya telah hilang, saat tubuh sudah lemah atau waktu sudah habis, di saat itulah baru seseorang menyadari betapa berharganya nikmat sehat dan waktu luang.
Di tengah arus kehidupan modern seperti sekarang ini, tidak sedikit orang yang menggunakan nikmat sehat untuk hal-hal yang tak memberi manfaat berarti. Waktu luang mereka habiskan untuk bermain gim berjam-jam tanpa kendali, begadang tanpa tujuan jelas, berselancar di media sosial menonton konten yang tidak bermutu atau tayangan yang sekadar hiburan kosong, sibuk membicarakan hal-hal yang sia-sia, membahas urusan orang lain, atau sibuk memperdebatkan hal-hal yang tak mendatangkan kebaikan. Ada pula orang yang mempergunakan kesehatannya untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan secara berlebihan tanpa memperhatikan kandungan gizi dan dampaknya bagi tubuh, bahkan ada orang yang menghabiskan waktu dan uang hanya untuk jalan-jalan yang tidak terkendali dan tanpa tujuan jelas, sehingga menjadi pemborosan yang nyata. Ironisnya, sebagian menganggap semua itu sebagai cara “menikmati hidup,” padahal sejatinya sedang menggerogoti modal hidupnya sendiri. Rasulullah saw. mengingatkan agar kita tidak menjadi bagian dari orang yang “tertipu” oleh sehat dan waktu luang—yaitu mereka yang memiliki kesempatan emas, tetapi menyia-nyiakannya.
Kesehatan adalah modal utama yang sangat berharga untuk mengumpulkan amal saleh, menebar kebaikan, dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan maupun sesama manusia. Dengan tubuh yang sehat, seorang muslim mempunyai kesempatan luas untuk menjalankan berbagai ibadah dengan optimal—mulai dari salat lima waktu berjemaah di masjid, puasa dengan penuh kesungguhan, memperdalam ilmu agama dengan menghadiri majelis ilmu sehingga pemahaman meningkat dan amal ibadah semakin baik, hingga bersilaturahmi kepada sanak famili, kerabat, dan handai tolan. Tubuh sehat juga memungkinkan kita untuk lebih giat membaca Al-Qur’an, memberikan santunan kepada orang-orang yang membutuhkan, menghadiri undangan, serta aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang membawa dampak positif bagi masyarakat luas. Bagi para generasi muda yang saat ini masih dianugerahi tubuh yang kuat dan sehat, energi yang besar, serta semangat yang menyala-nyala, masa muda adalah anugerah sekaligus amanah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jadikanlah masa muda sebagai ladang amal dan ibadah, tempat menanam benih kebaikan yang kelak akan berbuah manis sepanjang hidup dan di akhirat nanti. Jangan sampai waktu dan tenaga yang berlimpah terbuang sia-sia hanya untuk kesenangan sesaat atau hal-hal yang tidak bermanfaat. Gunakanlah kesempatan ini untuk membangun karakter yang mulia, meningkatkan kualitas diri, dan memberikan kontribusi nyata bagi keluarga, masyarakat, dan agama. Dengan begitu, kesehatan yang kita miliki tidak hanya menjadi nikmat dunia semata, tetapi juga menjadi investasi berharga untuk kebahagiaan dan kesuksesan di dunia serta akhirat. Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki memberikan nasihat berharga, “Perbanyaklah ibadahmu saat mudamu, walau banyak godaan dan cobaan saat menjalaninya. Paksalah dirimu untuk taat, walau berat. Karena jika kau tua, kau hanya mau, tapi kadang tak mampu.” Pada akhirnya, kehidupan yang bermakna bukan diukur dari seberapa lama kita hidup, melainkan seberapa banyak kebaikan dan manfaat yang kita tinggalkan. Wallahu’alam bishowab.***

Related Articles

Back to top button