Ayumajakuning

Heboh Ada Group LGBT Kuningan Viral di Medsos, PMII Desak Pemda Bertindak

kacenews.id-KUNINGAN-Akhir-akhir ini, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai salah satu daerah agamis, tengah dihebohkan dengan keberadaan kelompok grup media sosial (Medsos).

Kelompok grup tersebut bukan kelompok biasa melainkan diduga beranggotakan ribuan warga yang memiliki kelainan atau lebih dikenal dengan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).

Kondisi tersebut mematik kemarahan warga termasuk mahasiswa yang tergabung dalam wadah Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Kuningan (KOPRI PMII Uniku).

Related Articles

Karena isi dari grup itu sendiri disinyalir berbau konten tidak pantas sekaligus diduga penyimpangan moral sehingga akan menjadi bumerang.

“Kami, sebagai bagian dari elemen mahasiswa yang memiliki komitmen moral dan intelektual, merasa sangat prihatin dan menyayangkan beredarnya grup di media sosial yang memuat konten tidak pantas dan dugaan perilaku menyimpang di Kabupaten Kuningan,” ujar Ketua KOPRI PMII Uniku, Diah Rahmawati, Rabu, (30/7/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan, informasi keberadaan grup LGBT tersebut mengusik ketenangan masyarakat, merusak citra generasi muda serta mengancam sendi-sendi nilai agama, budaya dan moral yang selama ini dijunjung tinggi di tanah Kuningan.

Sehingga seharusnya menjadi alarm bersama bahwa derasnya arus digitalisasi dan kebebasan berpendapat di ruang maya tidak boleh diiringi dengan kebebasan yang lepas dari tanggung jawab moral.

“Kebebasan tanpa arah justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan akhlak terutama di kalangan generasi muda,” katanya.

Ia menegaskan, perilaku menyimpang yang mengarah pada penyalahgunaan medsos untuk tujuan yang bertentangan dengan norma agama dan hukum harus ditindak tegas.

Karena isi grup yang beranggotan ribuan orang tersebut disinyalir terlibat percakapan intim yang menjadi persoalan moralitas publik sehingga berdampak luas terhadap wajah pendidikan, keluarga dan masa depan daerah.

Sebagai perempuan yang juga calon ibu dan pendidik masa depan, pihaknya merasa terpanggil untuk menegaskan beberapa poin penting untuk disikapi bersama.

Yakni, menolak keras dan mengecam segala bentuk perilaku yang mengarah pada penyimpangan moral, pornografi, penyalahgunaan medsos serta tindakan yang merusak tatanan sosial.

Mendesak penindakan tegas agar Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kuningan, kepolisian serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut dengan langkah nyata.

Baik mulai dari pelacakan admin, penutupan grup hingga edukasi dan penegakan hukum bagi pelaku penyebar konten asusila.

Pihaknya percaya bahwa pengetahuan adalah benteng pertama untuk menangkal arus kebebasan yang tidak bertanggung jawab.

Membangun gerakan moral kolektif sehingga mengajak seluruh pihak baik pemerintah, akademisi, tokoh agama, tokoh adat, media hingga organisasi kemasyarakatan untuk bahu membahu menjaga marwah Kuningan sebagai daerah yang menjunjung tinggi moralitas, agama dan kearifan lokal.

Pihaknya percaya, perempuan memiliki peran penting sebagai penjaga moral keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Dengan peran aktif perempuan, optimistis mampu mengedukasi generasi muda agar lebih bijak dalam bermedsos, bertanggung jawab dalam berperilaku serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri masyarakat Kuningan.

“Kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengawal isu ini hingga tuntas, bukan hanya sebatas penindakan tetapi juga menyusun langkah preventif jangka panjang agar kasus serupa tidak terulang kembali,” tuturnya.(Ya)

Related Articles

Back to top button