Penertiban PKL Trusmi

PENERTIBAN pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Syekh Datul Kahfi, Desa Weru Lor, Kecamatan Weru, yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Forkopimda dan dinas terkait, adalah langkah penting untuk menjaga ketertiban dan mendukung pengembangan kawasan Wisata Batik Trusmi.
Namun, penertiban ini memunculkan tantangan baru, terutama bagi para pedagang yang selama ini mengandalkan jalan tersebut untuk mencari nafkah. Salah satu tujuan utama penertiban ini adalah penataan jalan yang akan dilakukan untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata Batik Trusmi.
Sebagai salah satu ikon pariwisata di Cirebon, kawasan ini harus memiliki wajah yang lebih tertata, aman, dan nyaman bagi wisatawan. Oleh karena itu, langkah pemerintah untuk menertibkan pedagang dan parkir liar sangat wajar.
Namun, yang lebih penting adalah bagaimana solusi yang diberikan untuk pedagang yang terdampak oleh penertiban ini.Pemerintah Kabupaten Cirebon, dalam hal ini, perlu memberikan perhatian lebih terhadap nasib para pedagang yang terpaksa mencari penghidupan di jalan tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Holifah, seorang pedagang yang terpaksa mengadu langsung kepada Wakil Bupati Cirebon, mereka membutuhkan solusi yang memadai. Menyediakan tempat berjualan yang layak dan terjangkau adalah langkah awal yang perlu dipikirkan.
Mengingat keterbatasan ekonomi para pedagang, biaya sewa tempat yang tinggi akan sulit dipenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus berperan aktif dalam menyediakan solusi yang ramah bagi pedagang kecil, seperti melalui penataan pasar atau tempat berjualan yang terjangkau.
Selain itu, penataan parkir dan pengaturan lalu lintas juga perlu dilakukan secara simultan untuk menghindari kemacetan dan menjamin kenyamanan pengunjung. Tidak hanya pedagang yang perlu diperhatikan, tetapi juga pengunjung yang datang ke kawasan Wisata Batik Trusmi.
Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah daerah, aparat, dan masyarakat sangat diperlukan agar tujuan penataan ini tercapai dengan baik.
Kita berharap bahwa penertiban ini bukan hanya sekadar tindakan tegas, tetapi juga bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik dan teratur, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup para pedagang dan mengoptimalkan potensi wisata di Kabupaten Cirebon.
Dengan langkah yang bijak dan solusi yang berkelanjutan, kawasan Batik Trusmi akan semakin berkembang menjadi destinasi wisata yang bersih, rapi, dan nyaman bagi semua pihak.***