Finansial

Waw, Ngarit Award Domba Jadi Panggung Kebanggaan Peternak Perempuan

kacenews.id-MAJALENGKA-PULUHAN peternak domba di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, gelar lomba kecantikan hewan kurban lewat “Ngarit Award” sebagai promosi untuk meningkatkan penjualan hewan jelang Idul Adha.
Jika tahun-tahun sebelumnya gelaran “Ngarit Award” peserta pembawa hewan kurban adalah laki-laki, kali ini dilakukan emak-emak, yang berjalan di catwalk sambil menuntun domba peliharaanya yang akan dijual sebagai hewan kurban.
Setiap peserta yang berjumlah 20 orang ini satu persatu naik ke atas panggung sambil berlenggak-lenggok menuntun domba diiringi musik sesuai selera selera panitia. Domba yang dituntun ada yang mengikuti gerakan pemiliknya berkeliling panggung. Ada juga yang nyaris lepas.
Sedangkan emak-emak penuntun domba, ada yang mengenakan daster bercelana panjang serta mengenakan dudukuy (topi bambu). Meski dandanan begitu, mereka semua berlenggak-lenggok, berjoget mengikuti irama musik.
Panitia penyelenggara Amin Halimi menyebutkan, ajang Ngarit Award, yang diselenggarakannya tahun ini untuk kelima kalinya. Biasanya, peserta adalah laki – laki. Namun tahun ini, sebagai bentuk apresiasi kepada peternak perempuan yang selama ini turut membesarkan ternaknya hingga kondisi gemuk dan layak jual.
“Ini bentuk apresiasi kepada peternak perempuan yang sering tak terlihat perannya. Padahal, mereka ada yang setiap hari menggembala, dan menyabut rumput,” jelas Amin.
Selain menjadi wadah promosi dan penjualan, Ngarit Award juga menjadi simbol kekuatan ekonomi lokal berbasis peternakan. Kampung Kaputren dikenal sebagai kampung domba karena mayoritas warganya adalah peternak domba yang variaetasnya beragam. Ada domba garut, dan domba kacang.
Amin berharap, lewat Ngarit Award ini, kampung mereka bisa dikenal lebih luas dan menjadi sentral peternakan domba di Majalengka, bahkan Jawa Barat.
Warga dan panitia sepakat, ajang ini bukan sekadar lomba, tetapi panggung kebanggaan peternak lokal untuk bangkit dan berkembang. Apalagi di tengah tantangan iklim dan daya beli masyarakat, pendekatan yang unik seperti Ngarit Award bisa menjadi strategi pemasaran.
“Kalau cara jualannya begini, siapa yang nggak tertarik? Dombanya jalan manja, emak-emaknya semangat 45,” kata Rasum yang berharap Kampung Kaputren bukan hanya dikenal sebagai penghasil domba unggulan, tapi juga sebagai pusat inovasi pemasaran peternakan yang inspiratif.
Sementara itu, Wiwin salah seorang peserta mengaku sudah bisa menjual dua ekor domba melalui Ngarit Award.
“Deg – degan juga tapi seru, dilihat banyak orang, biasanya suami yang ikutan begini,” ungkap Wiiwin.
Rom peserta lainnya menyebut sudah tujuh ekor domba miliknya yang laku terjual. Sedangkan di tahun lalu, melalui promosi serupa mampu menjual hingga 30 ekor dengan harga rata-rata Rp 3.500.000 per ekor hingga Rp 5.000.000 karena kondisi domba yang gemuk dan tanduk yang panjang.(Ta)

Related Articles

Back to top button