CirebonRaya

Budaya Lokal Cirebon di Ambang Punah

CIREBON- Budaya lokal mulai di ambang kepunahan. Oleh sebab itu, harus dirawat dan dilestarikan. Perlu kerja ekstra untuk menumbuhkembangkan. Salah satu cara yang sedang difokuskan, yakni menggandeng sektor perhotelan untuk turut serta melestarikannya.

Bendahara Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC), Hari Budiman menjelaskan, untuk memajukan dan melestarikan kembali kesenian yang sudah mulai vakum, pihaknya mengajak stakeholder bisa terlibat. Selain pemangku kebijakan di daerah, juga pihak swasta, yakni pengusaha perhotelan dan restoran.

DKKC ingin melestarikan dan memajukan kembali kesenian-kesenian yang sudah mulai vakum, bahkan ada yang sudah mulai hampir punah.

“Kami mengajak pengusaha hotel dan restoran untuk ikut serta mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Cirebon. Diharapkan  bisa menampilkan kreasi-kreasi seni Kabupaten Cirebon agar masuk ke sektor perhotelan,” kata Hari.

Pria yang akrab disapa Bang Jack ini menyebutkan, sudah ada kesenian tradisional yang pantas dan bisa ditampilkan di perhotelan. Hal itu guna menjamu dan menghibur para tamu yang dating, seperti tarling klasik 45 serta tari-tarian lainnya.

“Tari topeng itu kan juga ada banyak. Tidak hanya tari topeng kelana saja. Diharapkan, ketika sektor perhotelan sudah dilibatkan, bisa membangkitkan para pelaku seni di Kabupaten Cirebon,” ajaknya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon, Ida Kartika menegaskan, pihaknya terbuka dengan siapa pun. Termasuk ketika diminta untuk terlibat melestarikan seni budaya lokal.

“Kita oke saja. Kita siap. Karena kebetulan Disbudpar sendiri sudah mencanangkannya sejak 2022 lalu. Kita sudah ada kerja sama. Salah satunya setiap hotel diwajibkan memainkan musik tradisional Cirebon di setiap pagi. Itu sudah berjalan,” katanya.

Menurut dia, ketika sekarang kembali diajak untuk memberikan panggung untuk tari-tarian pihaknya sangat mendukung. Semua itu demi kemajuan kebudayaan Kabupaten Cirebon.

“Tapi kita semua butuh dukungan moril. Bukan semata dukungan moral. Bukan hanya dari pihak hotel saja. Tapi juga dari pemerintah setempat. DPRD juga harus mendukung dunia perhotelan,” harapnya.

Bagi PHRI, lanjutnya, dukungan itu sangat membantu. Selain bisa mengangkat kebudayaan lokal, juga bisa menambah sumber devisa bagi hotel yang ujungnya menambah sektor pajak.

“Kan begitu. Pajak kita ke daerah juga tentunya akan meningkat kalau pengunjungnya semakin banyak. Orang ke hotel tidak sekadar datang dan menginap saja. Tapi juga bisa melihat kekayaan budaya Cirebon,” katanya.

Paling penting, lanjut Ida, pemerintah daerah harus bisa memastikan orang datang ke Cirebon bukan sekadar mampir lalu pulang. Tapi harus menginap. “Itu harapan kita ke depan. Biar bisa menambah banyak tamu, tambah devisa dan kebudayaan Cirebon semakin dikenal dan terangkat,”  ungkapnya.(Ismail)

Related Articles

Back to top button