Finansial

Petani Tebu Kemitraan Targetkan Hasil Panen Rp 25 Juta Per Hektar

kacenews.id-MAJALENGKA-Petani tebu kemitraan di Desa Sumber Kulon Kecamatan Jatitujuh sambut baik harga tebu tahun ini yang mencapai Rp 7.200 per kg hingga Rp 7.300 per kg, dengan harga sebesar itu petani akan mendapat keuntungan yang cukup besar.

Ketua Kelompok Petani Tebu Kemitraan Desa Penyangga yang juga Ketua Bumdes Sumber Sejahtera, Rawi, mengungkapkan rasa optimisme para petani yang akan mendapat keuntungan besar dari bertani tebu tahun ini.

“Harga tebu tahun ini cukup menggembirakan, Rp 7.200 per kilogram untuk variaetas tebu ratum dan Rp 7.300 per kilogram untuk varietas tebu VC, dengan rendemen mencapai 6,9 %, produksi bagus dan di wilayah kami relatif tdak ada serangan hama seperti wilayah lain,” ungkap Rawi.

Menurutnya, di Desa Sumber Kulon menggarap lahan tebu kemitraan mencapai seluas 400 hektare lahan dengan melibatkan 217 petani. Setiap petani rata-rata menggarap dua hektare lahan tebu dari pihak Pabrik Gula Jatitujuh.

“Dengan kondisi tanaman yang seperti sekarang, kami menargetkan hasil panen bisa mencapai Rp 25.000.000 per hektar. Minimal, kami berharap bisa mendapatkan keuntungan Rp 17.000 per hektare setelah dikurangi modal yang sebagian dari perusahaan,” ujar Rawi optimis.

Kerena menurutnya semua petani tebu kemitraan tidak menjual gula kepada pihak perusahaan seperti halnya petani yang tergabung di Tebu Rakyat Intensifikasi (Tris), melainkan petani tebu kemitraan hanya menjual tebu hasil tebangan. Karena modal dan lahan difasilitasi pihak Pabrik Gula.

Namun petani kemitraan juga bisa memperoleh gula setelah selesai giling dengan cara menebus kepada pihak perusahaan dengan jumlah pembelian yang dibatasi sekitar 40 kg saja. Tak heran jika usai giling di wilayanya banyak petani yang menjual gula ke masyarakat dari jatah tebusan tersebut.

Nana Waskana petani setempat mengungkapkan, setiap tahun di wilayahnya gula putih cukup melimpah dari hasil tebusan, tak heran jika akhir tahun sekitar November banyak petani yang melelang gula hasil tebusannya dengan harga lebih murah dibanding harga pasar.

Selisih harga gula petani, menurut Nana bisa mencapai Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kg dibanding harga pasar.

Kepala Desa Sumber Kulon, Kibagus Wardilah, mengapresiasi ketekunan para petani di desanya. Menurutnya, keberhasilan petani tebu ini menunjukkan kemampuan masyarakat Desa Sumber Kulon dalam memanfaatkan lahan secara produktif, tidak hanya untuk padi, tetapi juga untuk tebu.

“Petani di Desa Sumber Kulon membuktikan bahwa mereka tidak hanya andal dalam menanam padi, tetapi juga mampu meningkatkan pendapatan melalui tebu. Ini tentu berkontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat,” jelas Kibagus Wardilah saat sukuran tebang tebu di Kantor Desanya.

Karena hasil panen diperkirakan bagus menurut Kepala Desa, para petani di desa pun melakukan syukuran tebang tebu seperti halnya yang dilakukan pabrik.

Syukuran tebu ini menjadi momentum bagi para petani untuk bersyukur dan berharap hasil panen tahun ini lebih baik dari sebelumnya, mengingat kondisi tanaman yang lebih sehat dan harga tebu yang kompetitif.

Acara syukuran dibuka dengan prosesi simbolis penyerahan tebu induk dari para petani yang diberikan Kepala Desa Sumber Kulon, Kibagus Wardilah, kepada GM PG HGU Jatitujuh Subang, Sigit Hermunanto.(Ta)

Related Articles

Back to top button