Ayumajakuning

Ketua LPAI Majalengka Sebut, Langkah KDM Pelaku Tawuran Sanksi dan Dikirim ke Barak TNI Sangat Cocok

kacenews.id-MAJALENGKA-Tawuran antar pelajar yang terjadi di Kabupaten Majalengka pada umumnya berawal dari media sosial (medsos) dari saling berinteraksi kemudian ada ketersinggungan yang terkadang persoalan sepele namun akhirnya berujung tawuran.

Atau karena adu gengsi dan kekuatan kelompok ingin menunjukan bahwa kelompoknya lebih kuat secara mental dan fisik.

Untuk menempa mental dan moral anak, apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat menurut LPAI Majalengka sangat cocok dengan yang digaungkan tentang pelajar yang harus bermoral Pancasila.

Hal tersebut disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Majalengka Aris Prayuda dan seorang Pengacara Abduh Nugraha yang pernah menangani kasus kenakalan remaja karena korban tawuran antar kelompok.

Menurut Aris yang menangani kasus pelajar di sebuah sekolah di Kecamatan Leuwimunding, tawuran pelajar ini terkadang berawal dari medsos saling ejek satu sama lain, karena ada yang tidak terima dengan ejekan maka yang merasa tersingung akhirnya ngajak ketemu untuk perang.

“Yang Namanya perang tentu tidak sendiri tapi banyak, yang bermain di medsos dan tersinggung biasanya memberitahu temannya atas ketersinggungannya hingga akhirnya mengajak banyak temannya, dan terjadilah peperangan atau tawuran,” ungkap Aris.

Diantara mereka yang berperang ini sebenarnya saling kenal dan mengetahui masuk anggota geng, sedangkan yang diajak bareng berperang bisa saja tidak pernah mengenal namun karena diajak harus mengikuti sebagai aksi solidaritas atau bisa saja ikut tersulut emposi karena rasa pertemanan di geng yang kuat.

Menurut Aris, anak usia remaja memang cenderung memiliki sikap agresif dan butuh pengakuan dari lingkungannya. Untuk penyalurannya, orang dewasa yang harus memberikan wadah agar anak bisa menunjukan eksistensinya secara positif.

“Kita harus menyadari bahwa anak remaja sedang dalam masa yang membara, jadi darahnya panas, agresivitasnya tinggi, emosi tidak terkendali,” ungkap Aris.

Pencegahan utama yang dilakukan Gubernur Jawa Barat menurut Aris sangat cocok dengan yang digaungkan tentang Pelajar Pancasila. Karena dinamika yang meledak-ledak dari anak didik wajib diarahkan, sehingga karakter Profile Pelajar Pancasila bisa terwujud. Hak anak untuk tumbuh menjadi pemimpin masa depan penting menjadi perhatian bersama.

“Kalau berdasarkan data yang kami terima tahun kemarin banyak kejadian tawuran pelajar di daerah Utara, Leuwimunding, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi, Majalengka kota dan Kadipaten. Pernah di Malausma sekali kasus,” ungkap Aris.

Sedangkan menurut Abduh Nugraha aksi tawuran pelajar bisa saja karena ada yang menghasut, hingga anggota geng perprovokasi padahal penghasut hanya ingin memuaskan kepentingan pribadi.

“Anak remaja jiwanya belum stabil, sehingga mudah terhasut,” kata Abduh.

Disebutkan Abduh ada beberapa anak yang numpang atas nama geng motor, namun sebenarnya dia memiliki niat kurang baik dan sudah memiliki kecendrungan untuk berbuat kriminal, dan anggota ini baisanya yang melakukan hasutan.

“Pernah ada kasus terjadi tawuran pelajar, itu sebenarnya dihasut oleh teman sekolahnya yang mengalami DO. Suatu saat pacarnya dianggap direbut orang lain kemudian menghasut beberapa temannya yang masih sekolah dengan cerita yang beda , hingga terjadi aksi tawuran,” ungkap Abduh.(Ta)

Related Articles

Back to top button