Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Cirebon Tanpa Suplai Irigasi

kacenews.id-CIREBON-Bencana longsor yang terjadi di saluran irigasi wilayah hulu Kabupaten Kuningan mengancam ribuan hektare sawah di Kabupaten Cirebon.
Longsor yang terjadi pada Minggu malam pekan lalu itu, menyebabkan terputusnya pasokan air ke areal pertanian yang tersebar di tujuh kecamatan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro mengungkapkan, insiden tersebut terjadi akibat limpasan air hujan yang deras masuk ke dalam saluran peninggalan zaman Belanda (cross drain).
Besarnya volume air, membuat saluran tidak mampu menahan tekanan, hingga akhirnya longsor.
“Air besar masuk ke cross drain zaman Belanda pada malam hari dan menyebabkan struktur saluran hidup longsor. Saat ini kami sedang melakukan pengecoran untuk perbaikan. Proses pengeringan memakan waktu sekitar tujuh hari, jadi air diperkirakan bisa kembali mengalir sekitar 8 atau 9 Mei,” kata Dwi Agus saat meninjau lokasi terdampak di Desa/Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon.
Sebanyak 4.500 hektare lahan pertanian di Kabupaten Cirebon terdampak langsung akibat gangguan aliran air irigasi tersebut. Wilayah terdampak tersebar di Kecamatan Waled, Ciledug, Pabuaran, Babakan, Pabedilan, Gebang, dan Losari.
Langkah darurat pun segera diambil BBWS Cimanuk Cisanggarung bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Beberapa strategi jangka pendek dilakukan untuk menyelamatkan tanaman yang sudah memasuki masa tanam dan pembenihan.
“Kami sudah mengoperasikan pompa untuk mengalirkan air dari sungai ke area sawah yang masih bisa dijangkau. Sedangkan untuk wilayah yang jauh dari aliran sungai, kami lakukan pengeboran air tanah. Satu titik sudah selesai, dan titik kedua akan segera menyusul,” jelas Dwi.
Ia menambahkan, prioritas diberikan kepada lahan yang sudah ditanami agar tidak mengalami kekeringan fatal yang dapat menyebabkan gagal panen.
“Langkah ini adalah pertolongan pertama agar petani tidak rugi total. Meskipun suplai dari sumur bor tidak bisa mencakup seluruh lahan, ini menjadi solusi darurat terbaik saat ini,” tegasnya.
Kepala Bidang Pertanian Kabupaten Cirebon, Hj. Samsina, membenarkan bahwa ada sekitar 4.500 hektare sawah yang terdampak bencana tersebut.
“Data kami menunjukkan kerentanan di tujuh kecamatan, yakni Waled, Pabuaran, Babakan, Ciledug, Pabedilan, Gebang, dan Losari. Ini sedang kami pantau secara intensif,” ujarnya.
Pihak BBWS berharap situasi kembali normal dalam dua pekan ke depan. Sementara itu, pemantauan dan upaya penanggulangan terus dilakukan agar musim tanam tidak berakhir dengan kerugian besar bagi para petani di wilayah terdampak.(Mail)