BKKBN Pecahkan Rekor MURI di Hari Kartini, 2.000 Pria Jalani Vasektomi Serentak

kacenews.id-MAJALENGKA-Sebanyak 2.000 pria di seluruh Indonesia menjalani Metode Operasi Pria (MOP) vasektomi secara serentak dalam program yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Pelaksanaan serentak ini sukses mencetak Rekor MURI sebagai pelayanan kontrasepsi vasektomi terbanyak yang dilakukan dalam dua hari, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa program ini merupakan simbol kesetaraan gender dalam peran keluarga berencana, sekaligus bentuk penghormatan dari para pria untuk perempuan Indonesia.
“Selama ini perempuan selalu menjadi pihak yang terbeban dalam urusan kontrasepsi. Melalui MOP vasektomi, kami ingin mendorong partisipasi aktif pria dalam program KB, dan ini menjadi hadiah dari laki-laki untuk perempuan di Hari Kartini,” kata Wihaji saat meninjau langsung pelayanan MOP di Kabupaten Majalengka, Selasa (22/4/2025).
Kabupaten Majalengka sendiri menjadi salah satu titik pelaksanaan kegiatan nasional tersebut. Sekitar 100 pria dari berbagai kecamatan di Majalengka ditargetkan mengikuti prosedur vasektomi. Pemantauan langsung dilakukan oleh Bupati Majalengka, Wakil Bupati, Dandim 0617/Majalengka, dan Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Majalengka.
Masih Dikatakan Wihaji, pelaksanaan MOP secara massal ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan cakupan pria dalam program KB. Ia menyayangkan masih banyaknya mitos yang berkembang di masyarakat, seperti vasektomi menyebabkan pria kehilangan vitalitas atau rasa sakit berkepanjangan.
“Padahal vasektomi adalah metode yang aman, efektif, dan sudah terbukti. Banyak pria yang menjalani prosedur ini tetap sehat dan produktif seperti biasa,” ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan (DP3KB) Majalengka Dr H Nasrudin menambahkan peserta yang mengikuti program MOP harus memenuhi sejumlah persyaratan, antara lain berusia minimal 35 tahun, memiliki minimal dua anak dengan anak bungsu berusia tiga tahun ke atas, serta mendapat persetujuan dari istri.
“Sebelum menjalani tindakan, peserta juga wajib menjalani pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah dan kadar gula darah,”katanya.
Program ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam membangun kesadaran bersama bahwa keberhasilan keluarga berencana bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga membutuhkan peran aktif laki-laki.
Nasrudin juga menyampaikan bahwa program MOP menjadi upaya konkret pemerintah daerah dalam mendorong kesadaran berkontrasepsi secara adil dan setara.
“Kami terus melakukan edukasi dan pendekatan persuasif ke masyarakat. MOP ini bukan hanya soal kesehatan reproduksi, tapi juga bentuk tanggung jawab dan kepedulian laki-laki dalam membangun keluarga berkualitas,” pungkasnya.(Je/Tat)