Hasil Panen Memuasakan, Warga Desa Sumber Kulon Gelar Tradisi Mapag Sri

kacenews.id-MAJALENGKA-Masyarakat Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka gelar tradisi mapag sri atau gelaran menyambut musim panen dengan menggelar kesenian tradisional topeng kelana dan wayang kulit, di Kantor desa setempat.
Kepala Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Ki Bagus Wardilah mengatakan, upacara mapag sri tidak setiap tahun digelar di desanya, upacara hanya digelar ketika kondisi tanaman padi baik dengan hasil panen yang memuaskan.
Makanya sebelum acara mapag sri digelar, pihaknya telah membentuk panitia untuk melakukan investiagsi ke sejumlah areal sawaah untuk memastikan kalau kondisi tanaman padi yang sudah menguning dan siap dipanen dalam kondisi baik tidak terjadi serangan hama apapun.
Penelitian juga melibatkan tokoh Masyarakat, POPT dan PPL agar lebih objektif serta meyakinkan hasil panen sesuai harapan para petani.
“Musim panen rendeng tahun ini sangat bagus, nyaris tidak ada serangan hama, petani puas dengan tanaman yang akan mereka panen. Makanya karena panennya baik kami gelar mapag sri,” ungkap Kepala Desa Ki Bagus Wardilah.
Acara mapag sri menurutnya adalah wujud kegembiraan, menyambut sri atau padi yang akan dibawa ke rumah, yang harapannya padi tersebut membawa keberkahan.
“Wilayah kami ini adanya ditatar sunda, hanya saja daerah kami berbatasan dengan Cirebon dan Indramayu, tradisi di kami lebih cenderung ke jawa – jawaan, bahasa keseharian yang kami gunakan juga jawa bukan sunda, hanya sebagian kecil yang berbahasa sunda. Itu pula kenapa yang kami gelar di acara mapag sri adalah topeng kelana dan wayang kulit, dua – duanya kesenian jawa,” ungkap Kepala Desa.
Dipilih topeng Kelana menurut Ki Bagus Wardilah karena topeng kelana dengan wajah yang merah menyala, gigi bertaring dan baju merah menunjukan keberanian namun penuh perhitungan. Ada keseimbangan pikiran serta kedewasaan bertindak.
Sedangkan wayang kulit digelar selain karena tradisi leluhur, juga wayang kult biasa digunakan untuk ruatan menangkal sial.
“Namun yang pasti mapag sri ini dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “ ungkap Kepala Desa Ki Bagus Wardilah.
Tokoh pemuda Di Bagus Waskana menyampaikan rasa sukur karena tahun ini hasil panen melimpah, berbeda dengan panen tahun lalu di musim yang sama, musim rendeng maupun pada MT II yang hasilnya sangat minim karena serangan hama tikus dan hama blas.
Tanaman padi pada MT II lebih banyak yang hampa serta dilanda kekeringan. Pada MT rendeng serangan tikus sangat mengganas dan sulitbdibasmi, akibatnya hamper semua petani alami gagal panen.
“Sekarang Alhamdulillah semua bagus, harga jual juga lumayan tinggi. Wajar kalau digelar mapag sri karena panennya bagus sih,” ungkapnya.
Sementara itu sejumlah petani menyebutkan, hasil panen tahun ini dari setiap hektarenya diperoleh gabah sekitar 6 ton GKG.
Namun kebanyakan petani di MT rendeng gabah langsung dijual basah atau kering, dan baru menyimpan gabah sebagai bekal hidup dan modal tanam berikutnya dari hasil panen MT II dan musim gadu.(Ta)