Banjir dan Longsor Landa Cirebon Timur, Puluhan Rumah di Astanajapura Nyaris Tenggelam

kacenews.id-CIREBON-Curah hujan tinggi di Kabupaten Cirebon, khususnya wilayah timur mengakibatkan banjir dan longsor. Banjir terjadi di Desa Pengarengan, Astanamukti, Desa Japuralor Kecamatan Pangenan, Desa Japurabakti Kecamatan Astanajapura.
Sedangkan longsor terjadi di ruas jalan kabupaten antara Desa Cipeujeuhkulon-Desa Belawa Kecamatan Lemahabang. Longsor susulan pun terjadi di ruas jalan tersebut sehingga jalan utama terancam putus.
Sehingga, kendaraan yang melintas, khususnya mobil bergantian melewati jalan tersebut. “Sebagai rambu darurat, di pinggir jalan yang tergerus terpasang kayu,” tutur Aris, warga setempat saat dihubungi Kabar Cirebon, Senin (21/4/2025).
Aris menjelaskan, sebagai pengguna jalan tentunya sangat khawatir bila melintas di tempat tersebut. Selain longsoran yang nyaris memutus jalan utama, jalan berlubang sangat membahayakan pengemudi sepeda motor. “Diharapkan, ada perbaikan jalan sekaligus membangun tanggul di sepanjang jalan yang longsor,” harapnya.
Sekedar informasi, Sabtu (19/4/2025) sekitar pukul 4.00 WIB ruas jalan tersebut mengalami longsor dan pihak desa bersama masyarakat membangun crukcuk dari bambu, sebagai upaya penanaman darurat. Ketika curah hujan tinggi, longsoran di sekitar lokasi semakin parah hingga nyaris memutus jalan utama.
Curah hujan yang tinggi juga menimbulkan banjir di sejumlah desa. Seperti di Desa Astanamukti, banjir melanda Blok Cipati dan Waruroyom sekitar 180 rumah terendam. Sama halnya di Desa Pengarengan, sekitar 180 rumah mengalami hal serupa. Di Desa Japurabakti Blok Karangturi air menggenangi jalanan hingga ketinggian kisaran selutut orang dewasa.
Menurut Sekretaris Desa Astanamukti, Samsudin, banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya Sungai Singaraja, sehingga berdampak pada ratusan rumah terendam.
“Tadi malam hingga dini hari, air menggenangi jalanan rumah warga. Bahkan, sampai siang ini masih tergenang walaupun hanya beberapa centimeter,” katanya, Senin (21/4/2025).
Senada dikatakan Kuwu Desa Pengarengan, Carsadi. Banjir yang terjadi, bukan kali ini saja namun berulang kali. “Sekitar 70 rumah terendam khususnya di Blok Pahing, Wage Kliwon,” ujarnya.
Tokoh pemuda Desa Japurabakti, Dedi Gunawan mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi dikarenakan curah hujan tinggi, sehingga air Sungai Singaraja meluap dan merendam ratusan rumah warga. “Air masuk ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB dan berangsur surut kisaran pukul 2.00 WIB (kemarin),” ungkapnya.
Pria yang aktif di organisasi masyarakat ini menjelaskan, banjir yang kerap terjadi berdampak pada kerusakan jalan dan penumpukan sampah di bawah jembatan Sungai Singaraja. Sehingga ketika air sungai limpas, berserakan di jalanan.
“Seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait, karena desa ini kerap dilanda banjir,” katanya, Rabu (3/4/2025).
Pria yang aktif di organisasi masyarakat ini menceritakan, banjir skala besar maupun kecil terjadi di desa ini. Namun belum ada penangan serius dari pihak terkait. Selajn itu, kondisi jalan berlubang berdampak kurang baik pada aktivitas masyarakat.
“Jalanan yang berlubang karena banjir, sangat beresiko terjadinya kecelakaan. Di samping, sampah yang berserakan di jalanan bisa jadi menimbulkan penyakit,” jelasnya.
Dirinya mengharapkan, segera adanya perbaikan jalan dan normalisasi sungai juga peninggian jembatan, guna minimalisir banjir di desa ini. “Terlepas kewenangan siapa, masyarakat sangat mendambakan perbaikan jalan rusak dan pencegahan banjir,” tutur pria yang biasa dipanggil Dedi Ayong ini.(Pra)