CirebonRaya

Gedung Balai Kota Cirebon Anggun dan Ikonik

Fakta dan Sejarang Bangunan Bergaya art deco

BILA berjalan-jalan ke Kota Cirebon tentu kita akan menyaksikan satu bangunan yang ikonik, megah dan anggun.

Ya, Balaikota Cirebon. Bergaya art deco berada di Jantung Kota tepatnya di Jalan Siliwangi No 84 Cirebon.

Bangunan ini masuk sebagai predikat cagar budaya. Keseluruhan bangunan Balaikota Cirebon memang unik
Di mana keunikan dan kehangatan masa silam sudah terasa begitu memasuki ruangan dari bangunan yang selesai dibangun pada 1927 ini.

Di usia bangunan yang sudah mencapai puluhan tahun dan dengan atap yang tinggi, tak heran di dalamnya tidak akan terasa panas meskipun cuaca di luar bangunan teriknya sangat luar asa, bahkan hawa sejuk sudah langsung asa ketika kita baru saja menjejakkan di ruangan tunggu.

Magnet Balai Kota Cirebon pun sudah terasa bahkan sejak berada di luar pagar pinggir jalan tepat di depan Balaikota, sering dijadikan tempat berkumpul para anak muda atau pun wisatawan yang ingin difoto berlatar bangunan bersejarah itu.

Tentunya jangan ditanya bagaimana suasana di malam Minggu atau Minggu pagi di jalan ini. Di Kota Cire-bon, mungkin inilah salah satu spot terbaik untuk sekedar melakukan selfie bersama para sahabat.

Bangunan Balaikota menjulang tinggi dan menyerupai anjungan kapal serta dihiasi enam ekor udang berwarna emas. Balai Kota Cirebon sejak dulu sudah dijadikan ikon kota .

Jaraknya hanya ditempuh sekitar 10 menit saja dan Stasiun Kereta Api Kejaksan Cirebon dengan menggunakan becak. Letaknya yang berhadapan langsung dengan gedung DPRD Kota Cirebon membuat Jalan Siliwang nama Jalan di mana Balaikota berada menjadi jalan protokol utama di Kota Cirebon.

Karena berada di jalan protokol, menempuh Balaikota Cirebon pun mudah. Selain dan Stasiun Kereta Api Kejaksan Cirebon, di depan Balaikota ada beberapa jalur angkutan umum yang bisa ditempuh dan memudahkan para wisatawan

Keseluruhan balai kota yang berwarna putih membuat bangunan ini terlihat anggun dan mencolok mata. Siapa pun yang lewat pasti akan penasaran terhadap bangunan kolonial ini. Bulan September 1927 Gedung Balaikota ini selesai diban-gun, dengan menghabiskan dana sekitar f. 165.000,- (seratus enam puluh lima ribu gulden). Sejak dibangunnya gedung balai kota, Jalan Kejaksan (kini Jln. Siliwangi) mulai ramai, di kanan -kiri jalan mulai bermuncu-lan kantor-kantor dan perumahan pribadi.

Sejak April 1926 direncanakan kebu-tuhan biaya untuk projek pembangunan Raadhuis Cheribon atau Balaikota dan tanggal | Juli 1926 mulai dilakukan pem-bangunan fisik Raadhuis Cheribon. Burge-meester R.A. Schotman, Walikota Cirebon saat itu mempercayakan pembangunannya kepada J.J. Jiskoot, seorang arsitek bangsa Belanda sekaligus kepala Gemeentewerken Cheribon saat itu.

Warga Kota Cirebon memang patut bangga terhadap bangunan ini karena per-nah disebut sebagai balaikota terindah pada saat itu. Jadi, keputusan walikota pada 2001 yang memasukkan bangunan ini men-jadi bangunan cagar budaya super ketat patut diapresiasi. Dengan begitu, maka ban-gunan ini akan terlindungi sepanjang masa.” kata Mustaqim.

Gaya khas kolonial bangunan ini bukan saja terlihat dari tampak depan, namun be-gitu masuk kita akan berhadapan dengan dua tanggaj yang melingkar ke lantai dua, meskipun saat ini tangga sebelah kanan tidak difungsikan. Dua tangga yang mel-ingkar ini menegaskan kesan keanggunan bangunan.

R.A. Schotman, Walikota Cirebon yang kedua pada saat itu melaksanakan berbagai projek pembangunan, di antaranya per-baikan seluruh jaringan dan pengaspalan jalan, pembuatan saluran pembuangan air, dar puncaknya pembangunan Faadhuis Balaikota Cirebon

landmark untuk Gemeente Cheribon atau Pemerintah Kota Cirebon. Keber-adaan Balaikota Cirebon tidak lepas dari peran Schotman saat itu. Schotman dan walikota sebelumnya pun terpilih tidak lepas dari peran Dewan Kota yang diben-tuk setelah Pemerintah Kota Cirebon saat itu berdiri berdasarkan Undang Un-dang Desentralisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. “Untuk menegaskan keberadaan Pemerintah Kota Cirebon, Schotman memutuskan mendirikan bangunan Balaikota Cirebon,” ujar Mustaqim.

Keanggunan yang berpadu dengan ketegasan sebuah bangunan khas kolonial pun akan jelas terlihat saat berbagai pentas kesenian dilakukan di depan Bal-aikota. Pemerintah Kota Cirebon rajin melakukan berbagai pentas ini di depan Balaikota. Aneka lampu sorot warna-warni dari kegiatan pentas yang berlatar bangunan Balaikota menghasilkan spot yang menarik dan kerap diabadikan para fotografer profesional.(Fan)

Gedung Balai Kota Cirebon adalah salah satu bangunan ikonik dan bersejarah di Kota Cirebon. Berikut beberapa fakta menarik tentang gedung ini:

Sejarah dan Arsitektur
– Gedung Balai Kota Cirebon dibangun pada tahun 1926-1927 dengan gaya arsitektur Art Deco dan dipengaruhi oleh Amsterdam School.
– Bangunan ini dirancang oleh arsitek J.J. Jiskoot dan memiliki luas bangunan 7.923 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 15.770 meter persegi.
– Biaya pembangunan gedung ini menghabiskan dana sekitar 165.000 gulden.

Keunikan dan Keindahan
– Gedung Balai Kota Cirebon memiliki keunikan dengan perpaduan konstruksi barat dan gaya arsitektur lokal.
– Bangunan ini memiliki tiga bagian, yaitu bangunan utama dan dua bangunan pendamping di sayap kiri dan kanan.
– Di bagian depan bangunan utama terdapat portico yang berbentuk setengah lingkaran dan dihiasi dengan enam ekor udang berwarna emas.

Cagar Budaya
– Gedung Balai Kota Cirebon ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001.
– Bangunan ini tidak dapat diubah karena statusnya sebagai cagar budaya, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan.

Fungsi dan Kegiatan
– Gedung Balai Kota Cirebon digunakan sebagai pusat pemerintahan Kota Cirebon dan sering digunakan untuk kegiatan pemerintahan dan kesenian.
– Bangunan ini juga menjadi tempat favorit untuk berfoto dan kegiatan lainnya karena keindahan dan keunikan arsitekturnya.

Related Articles

Back to top button