CirebonRaya

Halalbihalal, Tradisi Khas Indonesia Dicetuskan KH Abdul Hasbullah Atas Permintaan Soekarno

kacenews.id-CIREBON-Dalam suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan, Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Ni’amillah Aqiel Siroj, mengingatkan pentingnya menjaga tradisi halalbihalal sebagai jembatan harmonisasi antar sesama manusia.

Tradisi ini, menurutnya, bukan sekadar ritual tahunan, tapi warisan budaya khas Indonesia yang sarat makna spiritual dan sosial.

Hal itu disampaikan Kiai Ni’amillah saat menghadiri Halalbihalal Ikatan Santri dan Alumni Astanajapura (Istajap) Pondok Pesantren KHAS Kempek, di Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Kamis (10/4/2025) malam.

Dalam ceramahnya, Kiai Ni’amillah menyampaikan bahwa halalbihalal bukan istilah asing yang diambil langsung dari bahasa Arab, melainkan hasil kreasi budaya Indonesia yang sarat nilai Islam.

Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah atas permintaan Presiden Soekarno, sebagai bentuk diplomasi kultural yang bertujuan mempertemukan para ulama dan tokoh bangsa usai Ramadan.

“Halalbihalal itu tidak ada dalam kamus Arab, tapi maknanya dalam. Ini warisan Indonesia untuk merawat ukhuwah, untuk mempererat silaturahmi setelah kita bersih-bersih hati selama Ramadan,” ujar Kiai Ni’amillah di hadapan ratusan jamaah.

Ia menekankan, setelah sebulan penuh umat Islam menjalankan puasa (hablum minallah), maka halalbihalal menjadi jalan untuk menyempurnakannya dengan membangun hubungan baik antar sesama manusia (hablum minannas).

“Apalah artinya Allah telah memaafkan kita, jika sesama manusia belum saling memaafkan. Karena manusia tidak hidup sendiri. Kita hidup dalam lingkaran sosial, dalam hubungan,” tutur Kiai Ni’amillah.

Tradisi halalbihalal, lanjutnya, tidak hanya menjadi ajang formalitas, tetapi juga refleksi spiritual dan sosial. Dengan saling memaafkan, umat Islam diajak untuk mengikis dendam, mempererat persaudaraan, dan memperkuat solidaritas sosial.

Acara halalbihalal Istajap ini pun menjadi momen penuh makna. Dihadiri para zuriah Pondok Pesantren KHAS Kempek seperti Kiai Afif Yahya, Gus Fawaz, dan Nyai Titim Fatimah, acara ini juga menjadi wadah temu kangen para alumni dan santri yang berdomisili di Astanajapura dan sekitarnya.

Suasana malam itu terasa hangat dan sarat nilai. Bukan hanya soal berjabat tangan dan maaf-maafan, tetapi juga tentang menjaga warisan luhur yang menjadi ciri khas Islam Nusantara, Islam yang rahmatan lil ‘alamin, penuh kasih sayang dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan.(Mail)

Related Articles

Back to top button