Longsor dan Jalan Amblas di Majalengka, Jalur Utama Telaga-Ciamis Tasikmalaya Ditutup Total

Penanganan, Majalengka, Bencana,Lebaran, Idulfitri
Jalur Utama, Telaga-Ciamis
Tasikmalaya ,Ditutup, Total
MAJALENGKA,(KC).-
Ruas jalan utama Talaga–Ciamis dan Tasikmalaya lintas Desa Margamukti, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka yang tertutup longsor dan jalannya ambles sepanjang 15 meter pada pekan kemarin, kini masih ditutup total dan belum bisa ditangani. Hal tersebut akibat curah hujan masih cukup tinggi.
Berdasarkan keterangan BMKG, curah hujan berkisar antara 400 hingga 500 mm, serta longsor masih terus terjadi terlebih terkena getaran alat berat.
Untuk membuka akses jalan, warga Desa Cimuncang dan Margamukti terutama yang akan bepergian ke pasar dan anak sekolah serta sejumlah desa lainnya terpaksa menggunakan jalur alternatif. Sedangkan untuk Talaga – Ciamis dan Tasikmalaya terpaksa ditutup total.
Bupati Majalengka, Eman Suherman mengatakan, untuk memperlancar mobilitas warga, pihaknya mengambil langkah dengan membangun serta memperkuat jalan alternatif sepanjang 4 km dari Margamukti–Curug Kajayaan–Desa Cimanggu dan keluar dari Blok Petir.
“Saya berharap, solusi ini dapat membantu masyarakat agar tetap bisa beraktifitas tanpa hambatan, baik untuk ke pasar, sekolah, maupun berkomunikasi antar desa. Pemerintah Kabupaten Majalengka akan terus berupaya memberikan solusi terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan warga,” ungkap Eman yang memgajak warga untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Majalemngka, Iwan Chandra Setiawan mengatakan, penanganan bencana terkait jalan yang tertimbun longsor dan ambles di Blok Cigondok, Desa Margamukti, Kecamatan Talaga kemungkinan baru bisa dilakukan setelah lebaran.
Secara teknis, perbaikan belum bisa dilakukan, untuk akses warga jalur alternatif akan difungsikan. Hanya persoalannya, jalur alternatif sepanjang sekitar 4 kilometer ini, kondisi jalannya sangat sempit. Sehingga, tidak memungkinkan kendaraan roda empat bisa berpapasan termasuk dengan sepeda motor sekalipun.
Selain itu, kondisinya menanjak dan sepanjang 1,5 kilometer. Selain menanjak, juga jurang yang lumayan curam. Makanya untuk jalur Talaga–Ciamis dan Tasikmalaya ditutup total.
“Kemarin Jumat sudah diuji coba, hanya bisa dilintasi satu kendaraan roda empat, jadi secara teknis harus ada yang berjaga ditiap ujung jalan seperti yang sekarang dilakukan. Mereka yang berjaga sebaiknya dibekali HT untuk memudahkan komunikasi ketika ada kendaraan roda empat yang melintasi jalur tersebut,” ungkap Iwan Candra Setiawan.
Tiga kali longsor
Menurut Iwan Candra Setiawan, tebing yang kini longsor menutup jalan sepanjang 50 meteran di Desa Margamukti ini, terjadi untuk ketiga kalinya setelah pada Tahun 2004 lalu pernah terjadi dan cukup besar, saat itu masih bisa diperbaiki dengan membuang material longsoran.
Pada tahun 2023, curah hujan sangat tinggi yang mengakibatkan jalan anjlok sepanjang beberapa meter. Dan kali ini, kejadiannya yang paling parah selain tertimbun longsor, juga jalan sepoanjang 15 megter anjlok.
“Sekarang longsor terus terjadi, makanya sementara tidak ditangani karena khawatir ketika alat berat dioperasikan getarannya cukup tinggi, batu – batu besar akan berjatuhan dari tebing. Terlebih berdasarkan keterangan BMKG hingga tanggal 13 mendatang untuk wilayah Talaga curan hujan masih sangat tinggi,” kata Iwan.(Tati/KC)
Pointer
Longsor Berulang:
Longsor yang terjadi di ruas jalan Talaga-Ciamis, khususnya di Desa Margamukti, bukanlah yang pertama kali. Peristiwa serupa terjadi sebelumnya pada tahun 2004 dan 2023, yang menunjukkan bahwa daerah ini rawan bencana alam.
Curah Hujan Ekstrem:
Curah hujan yang sangat tinggi, antara 400 hingga 500 mm, menjadi pemicu utama longsor dan amblesnya jalan. BMKG memperkirakan hujan akan terus turun hingga 13 Maret 2025, yang memperburuk situasi.
Jalur Alternatif yang Tidak Memadai:
Jalur alternatif yang disediakan untuk mengatasi penutupan jalan utama memiliki banyak kendala, seperti sempit dan menanjak, sehingga hanya dapat dilalui satu kendaraan roda empat pada satu waktu. Hal ini berisiko, terutama bagi kendaraan yang melintas dari dua arah.
Kesulitan dalam Penanganan Bencana:
Pihak berwenang, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengungkapkan bahwa penanganan bencana, khususnya perbaikan jalan yang tertutup longsor, kemungkinan baru bisa dilakukan setelah Lebaran. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang mobilitas warga menghadapi arus mudik dan dampaknya terhadap ekonomi lokal.
Risiko Longsor Lainnya:
Pihak berwenang mengkhawatirkan kemungkinan longsor lanjutan jika alat berat digunakan untuk memperbaiki jalan, karena getaran dari alat tersebut dapat memicu batu-batu besar jatuh dari tebing. Oleh karena itu, penanganan masalah ini masih tertunda.
Upaya Pemerintah:
Bupati Majalengka, Eman Suherman, sudah mengambil langkah untuk memperkuat jalan alternatif sepanjang 4 km agar mobilitas warga tetap terjaga, namun masalah utama terkait keselamatan dan aksesibilitas belum sepenuhnya terselesaikan.
Pentingnya Mitigasi Bencana:
Pemerintah daerah mengajak masyarakat untuk lebih sadar tentang mitigasi bencana dan menjaga lingkungan, yang merupakan langkah penting dalam mencegah kejadian serupa di masa depan.