Finansial

Selama Ramadan, Pria asal Majalengka Ini Mampu Jual Kolang-kaling 5 Tonan Per Hari

kacenews.id-MAJALENGKA-
Di bulan Ramadan permintaan kolang kaling di sejumlah produsen di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka naik hingga 70 persen serta hargapun naik menjadi Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per kg dari harga baisanya yang hanya Rp 8.000 per kg.

Ajeng salah seorang produsen kolang kaling di Desa Girimulya mengatakan permintaan kolang kaling per hari bisa mencapai 5 tonan dan terkadang lebih, pembelinya datang dari wilayah Cirebon, Indramayu serta Kuningan selain pasar lokal di Majalengka.

“Lumayan sasih saum mah pesenan teh naek teras,“ ungkap Ajeng.

Karena tingginya permintaan Ajeng mempekerjakan sekitar 8 orang, sebagian diantaranya ibu – ibu yang bekerja mengupas caruluk dan mengeprek, serta laki – laki bekerja sebagai penggodok caruluk serta mepreteli dari tangkainya.

Padahal di hari – hari biasa Ajeng hanya mempekerjakan sekitar tiga orang saja karena jumlah konsumennya yang juga terbatas, pasar hanya mengandalkan pengendara yang lewat atau permintaan dari sejumlah pedagang di pasar tradisional.

Dia menyebutkan, sebelum memasuki bulan Ramadan pihaknya sudah mempersiapkan kolang kaling hingga berton–ton untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Namun begitu menginjak Ramadan nyatanya permintaan nyaris tidak terlayani.

Hal yang sama juga disampaikan pedagang lainnya Toto yang memilim kios di pinggir jalan ruas jalan Majalengka – Talaga. Dia selain memasok kolang kaling di pasar lokal juga mengirim kolang kaling ke Jakarta melanjutkan usaha mantan majikannya yang meninggal.

“Sejumlah pelanggan majikan saya, sekarang saya suplai,” ungkap Toto yang memiliki omset sekitar 7 tonan per hari, yang sebagian diantaranya berasal dari perajin lain.

Ketika kekurangan barang, dia mengaku mengambil dari Tasikmalaya.

Warga Desa Girimulya ini menurut Ajeng, Didi dan Sarinah setiap menjelang Ramadan biasa berjualan kolang kaling, begitu memasuki bulan puasa pedagang menjamur di pinggir jalan mendadak membangun gubuk pengodokan caruluk.

“Ada yang berjualan musiman ada juga yang menetap pencahariannya dari jualan caruluk, sekarang selain caruluk juga menyediakan barang titipan seperti gula merah, labu untuk kolak, alpukat malah ada yang nitip kerupuk malarat,” kata Ajeng.

Bagi warga menurut Ajeng bulan puasa menjadi berkah karena hampir sebagian besar penduduk bisa berjualan kolang kaling yang kebetulan belakangan ini bahan baku juga banyak tidak perlu membeli ke luar kabupaten.

“Caruluk biasanya dibeli kenpetani begitu muncul bunga terlebih jelang puasa,” katanya.

Usai puasa, Sebagian pedagang langsung menutup lapaknya dan baru berjualan Kembali menjelang puasa tahun bertikutnya.

Sementra itu Agus salah seorang pembeli dari Ciamis menyebutkan, penjualan kolang kaling di kiosnya cuup laris. Dia biasa membeli langsung dari Girimulya setiap tiga hari sekali.(Tati/KC)

Related Articles

Back to top button